ISSN2655 4887 (Print),ISSN 2655 1624 (Online) 41 INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY Refdes Kombinasi Alat Refluks dan Distilasi, Upaya Efisiensi Proses Refluks dan Distilasi untuk Praktikum Kimia Organik memisahkan campuran dengan dasar perbedaan titik didih. Alat untuk destilasi salah satunya dapat digambarkan pada
Ternyata banyak orang yang tidak tahu jika peranan ISBN dan ISSN itu dua hal yang berbeda. Selama ini, masih lumayan banyak orang beranggapan bahwa kedua hal itu sama. Bahkan, juga masih cukup orang yang ingin mengajukan ISBN dan ISSN sendiri, tetapi binggung tidak tahu caranya. Dan memang pengajuan ISBN dan ISSN tidak bisa dilakukan secara individualis. Ulasan akan diulas di paragraph di bawah. Lantas, apa sih kegunaannya? Saat seperti apa keduanya digunakan dan saat bagaimana? Langsung saja simak ulasan berikut. Siapa tahu dengan ulasan ini akan membukakan wawasan tentang dua kode unik tersebut. Berikut ulasannya, semoga bermanfaat. International Standard Book Number ISBN ISBN adalah sederetan angka unik. Dimana angka tersebut menunjukan identitas buku yang akan di jual belikan. Tidak semua buku memiliki ISBN loh. Rata-rata buku-buku yang diperjual belikan yang ada. Karena peranan ISBN juga untuk mengidentifikasi buku. Meskipun berbentuk angka di sampul belakang buku. Penggunaan ISBN tidak digunakan secara sembarangan. Pertanyaannya adalah, bagaimana mendapatkan ISBN? Memang ISBN tidak bisa di dapatkan dengan mudah. Ada syarat dan ketentuannya. Syarat mendapatkan ISBN harus diajukan terlebih dahulu ke Perpustakaan Nasional Perpusnas. Setelah beberapa hari, kita baru akan mendapatkan nomor unik tersebut. Sekedar info tambahan nih, proses pengajuan ISBN wajib menyertakan naskah bukunya loh. Nah, apabila di dalam proses pengiriman buku isi buku ada tambahan dan di edit, maka nomer ISBN yang sedang di proses Perpusnas tidak berlaku. Jadi syarat mengajukan ISBN tidak ada proses editing susulan. Karena sekali menambahkan editing, maka nomor ISBN itu pun juga akan berubah. Pengajuan ISBN hanya bisa diajukan oleh pihak/lembaga penerbit buku. Maksudnya ISBN tidak boleh diajukan secara individualism. Jadi pengajuan syaratnya memiliki susunan struktur organisasi. International Standard Serial Number ISSN Nah, persamaan keduanya tersusun oleh nomor-nomor unik yang menunjukan identitas buku. Hanya saja pada ISSN hanya dikhususkan untuk publikasi majalah secara periodic dan jurnal. Jadi, buat kamu yang sering melakukan penelitian dan menerbitkan jurnal tersebut ke dalam prosiding atau ke dalam majalah jurnal, maka bukan ISBN tetapi ISSN. Perbedaan terletak pada tempat pengajuan. Jika ISBN diajukan ke Perpusnas, maka pengajuan ijin ISSN diajukan ke Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah PDDI Lipi. Peran dan tugas dari PDII LIPI sekaligus bertanggungjawab melakukan pemantauan publikasi terbitan berkala. Ada kabar menarik nih buat kamu yang ingin mengajukan. Kamu tidak perlu mengirimkan pengajuan secara surat atau datang ke sana. Sekarang pengajuan bisa dilakukan secara online. Pengurusan nomor ISBN dan ISSN pun akan segera di dapatkan sebelum satu minggu, tergantung kepadatan pengajuan. Kemajuan teknologi memang memberikan banyak terobosan. Salah satu terobosan terkait ISBN dan ISSN. Sekarang setiap kali mengajukan ISSN kita akan mendapatkan fasilitas tambahan berupa barcode generator online. Padahal barcode generator online ini jika dijual belikan, konon katannya harganya mahal. Jadi ketika kita dapatkan ini Cuma-Cuma pastinya luar biasa. Dan tahukah kamu jika fasilitas ini adalah fasilitas yang diberikan pertama di dunia yang langsung disambungkan dengan pengelolaan ISSN. Itulah pengertian dan pemahaman tentang ISBN dan ISSN. Semoga dengan ulasan ini semakin memberikan pemahaman kamu. Pastinya kamu pun jadi tahu bukan perbedaan dan kesamaan antara ISBN dan ISSN. Jika ternyata dua hal tersebut berbeda. Jadi keduanya memberikan kode nomor unik, namun keduanya diperuntukan untuk hal yang berbeda. Kontributor Novia Intan Ayo baca juga artikel Jasa ISBN – Hal-Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Memilih Cara Mendapatkan ISBN Agar Terhindar dari Agen Penipuan!
No Judul Penulis lengkap Jenis karya (*) ISBN atau ISSN Jurnal(**)/Penerbit 1. 2. Dst Saya menyetujui semua karya sejumlah buah yang tersebut di atas untuk diperiksa. Apabila sekurang-kurangnya satu dari karya itu terbukti merupakan karya plagiat atau
Perbedaan ISBN dan ISSNTernyata kebanyakan dari kita belum mengetahui bahwa fungsi ISBN dan ISSN merupakan 2 hal yang ini, masih cukup banyak orang yang menganggap kedua hal ini sama. Sebenarnya masih cukup banyak orang yang ingin mengajukan ISBN dan ISSN sendiri, namun mereka bingung dan tidak tahu harus berbuat apasih perbedaan dari ISBN dan ISSN? Nah untuk mengetahuinya simak pembahasannya dibawah ISBN dan ISSNISBN International Standard Book NumberISSN Internasional Standard Serial NumberAkhir KataISBN International Standard Book NumberISBN adalah serangkaian angka unik, angka tersebut menunjukkan identitas buku yang akan semua buku mempunyai ISBN. Nilai rata-rata dari buku-buku yang diperdagangkan di sana. Karena peran ISBN yaitu untuk mengidentifikasi tampil dalam bentuk digital di sampul belakang buku ini. Penggunaan ISBN tidak untuk mendapatkan ISBN harus terlebih dahulu diajukan ke Perpustakaan Nasional Perpusnas.Dalam beberapa hari, kita akan mendapatkan nomor unik. Sebagai informasi tambahan, proses pengajuan ISBN harus menyertakan naskah jika isi buku tersebut ditambah serta diedit pada saat penyerahan buku, maka nomor ISBN yang sedang diproses oleh Perpustakaan Nasional RI tersebut menjadi tidak dari itu, persyaratan untuk mengajukan ISBN yaitu tidak ada proses pengeditan lanjutan. Karena begitu editan ditambahkan, nomor ISBN juga akan ISBN hanya bisa diajukan oleh penerbit atau lembaga buku. Artinya, ISBN tidak bisa diajukan secara terpisah. Jadi ada struktur organisasi untuk pengajuan Internasional Standard Serial NumberAdapun persamaan keduanya yaitu terdiri dari angka unik yang menunjukkan identitas buku. Hanya saja ISSN hanya berkomitmen pada penerbitan majalah serta terbitan dari itu, bagi yang sering meneliti dan mempublikasikan jurnal-jurnal tersebut dalam koleksi atau jurnal, itu bukanlah ISBN tetapi terletak pada lokasi penyerahan. Jika ISBN diajukan ke Perpustakaan Nasional RI, maka permohonan izin ISSN diajukan ke Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah PDDI dan tanggung jawab PDII LIPI juga bertanggung jawab untuk mengawasi publikasi jurnal. Kemajuan teknologi memang sudah memberikan banyak terobosan, salah satu terobosan terkait ISBN dan ini, setiap kali kita mengajukan ISSN, kita mendapatkan fasilitas tambahan berupa generator barcode generator barcode online ini, jika dijual dan dibeli, dikatakan mahal. Jadi ketika kita mendapatkannya secara gratis, itu benar-benar KataMungkin segitu saja penjelasan mengenai perbedaan ISBN dan ISSN, semoga bisa bermanfaat bagi kita semua.
Sebagainomor identitas, nomor seri ini berperan sama seperti ISBN pada buku yang terbit di Indonesia dan seluruh dunia. Hanya saja ISSN biasanya ditujukan untuk artikel yang ingin dipublikasikan secara internasional. Misalnya jurnal ilmiah atau jurnal internasional, dan kredibilitasnya sendiri bisa dibuktikan dengan nomor seri tersebutDOI DOI Digital Object Identifier atau pengidentifikasi objek digital adalah suatu alamat unik yang bersifat permanen. Walaupun sama – sama terdapat di dalam jurnal DOI berbeda dengan ISSN yang memberi identitas unik bagi tiap jurnal, Setiap Makalah tertentu akan diberikan saru identitas yang unik yaitu DOI tersebut. Salah satu cara menandai sebuah jurnal yang dikelola secara serius dan profesional adalah kerik jurnal tersebut meregistrasikan setiap artikel yang diterbitknya agar memiliki DOI, sebagai kode identitas yang unik. Setiap artikel akan terhubung ke seluruh dunia sehingga ada Link of citation. Format yang dimiliki oleh DOI cukup sederhana, berbentuk string karakter yang terbagi menjadi dua bagian prefix dan suffix. Keduanya dipisahkan oleh karakter “/”. Bagian suffix menunjukkan identifier yang diberikan untuk suatu obyek dokumen tertentu dan Bagian prefix menunjukkan sebuah otoritas lembaga yang berwenang meng-assign DOI. Lokasi tempat dokumen dapat dikaitkan dengan DOI. Hanya dengan DOI, kita bisa mendapatkan dokumen tersebut tanpa harus mengetahui secara persis di URL mana dokumen tersebut disimpan. Badan – badan yang mengeluarkan DOI seperti publisher besar seperti John Wiley & Sons, Springer Link, Taylor& Frances, Elsevier Group, dan IEEE adalah ember Crossref untuk badan registrasi DOI. Regristrant adalah sebuah sebutan bagi organisasi yang dalam terminologi DOI, dapat mendaftarkan diri ke International DOI Foundation yang mengelola sistem DOI. DOI dikeluarkan oleh sebuah organisasi yang berminat mendaftarkan dokumen – dokumennya ke sistem database DOI. Setelah terdaftar, DOI nya dikeluarkan secara independen oleh registrant. Bagaimana mengenai Perkembangan DOI di Indonesia? Lembaga yang memanfaatkan DOI di Indonesia salah satunya adalah Dikti. Dikti dapat menggunakan DOI untuk melacak ekeberadaan sebuah dokumen atau karya ilmuah. Dalam usulannyaa, dosen cukup menuliskan informasi tentang publikasinya, lengkap dengan DOI yang merujuk ke tulisan terbut. Dosen tidak perlu menunjukkan prosiding/jurnal asli ke tim reviewer membuktikan bahwa tulisannya tersebut adalah asli. Bisakah DOI dipercaya? DOI memang tidak ditujukan untuk menjamin apakah sebuah obyek itu bisa dipercaya atau tidak misalnya, untuk memeriksa keutuhan integritas naskah, tetapi sebagai sebuah sistem, DOI telah distandarkan sebagai ISO 26324. Semua Registrant yang menggunakan DOI harus mematuhi standar ISO ini. Intinya, sistem dan mekanisme DOI dijalankan dalam sebuah lingkungan yang terkendali. Jadi meskipun isi sebuah dokumen bisa saja diragukan, tetapi sistem temu lacaknya dapat dipercaya karena sudah terstandarisasi. ISSN Salah satu komponen dalam kepustakaan adalah ISSN. ISSN International Standard of Serial Number atau standar internasional nomor majalah, merupakan nomer pengenal yang diberikan kepada terbitan berkala. Contoh terbitan berkala yang sering dijumpai adalah surat kabar, newsletter, buku tahunan, majalah, laporan dan maupun prosiding. ISSN terdiri dari 8 angka yang merupakan nomer pengenal dari majalah tersrbut. ISSN memiliki manfaat yaitu memudahkan pelaksanaan administrasi dalam pemesanan sebuah majalah akan cukup dengan menyebutkan nomor ISSN – nya. Nomor ISSN ini akan memastikan pelanggan atau pembaca mengenai majalah yang sama atau hampir sama judul / namanya. Mengacu pada definisi ISSN tersebut bahwa ISSN pasti memiliki nomernya sendiri yang tidak mungkin untuk di gandakan. Jika terdapat seseorang yang ketahuan mengkopi ISSN suatu karya, maka dia akan di tindak oleh pihak hukum. Bahkan untuk setiap perubahan kecil seperti suatu karya berganti judul maka akan mendapatkan nomer ISSN yang berbeda ISSN diberikan oleh lembaga yang bernama ISDS International Serial Data System yang berlokasi di paris Prancis. ISDS mendelegasikan pemberian ISS secara regional dan nasional. Untuk area Asia berkedudukan d Thai National Library, Bangkok Thailand. Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah PDII LIPI adalah penerbit ISSN National Center untuk Indonesia, serta memiliki tugas dan wewenang untuk melakukan pemantauan atas seluruh publikasi terbitan berkala yang diterbitkan di Indonesia. ISSN diberikan oleh ISDS International Serial Data System yang berkedudukan di Paris, Perancis. ISDS mendelegasikan pemberian ISSN baik secara regional maupun nasional. PDII LIPI merupakan satu-satunya ISSN National Centre untuk Indonesia. Terbitan berkala yang akan mendapatkan ISSN harus memenuhi persyaratan sebagai berikut 1. Membuat surat permohonan 2. Mengirim dua eksemplar terbitan terakhir apabila sudah diterbitkan dan tiga lembar fotokopi halaman muka Sampul depan majalah yang akan terbit lengkap dengan penulisan volume, nomor, dan tahun terbit dalam angka arab 3. Satu lembar fotokopi daftar isi yang akan terbit 4. Satu lembar fotokopi daftar dewan redaksi 5. Mengisi formulir bibliografi majalah dan formulir evaluasi yang disediakan PDII, kemudian dikirim kembali melalui email 6. Membayar biaya administrasi sebesar ke rekening PDII-LIPI. Penerbit yang sudah memperoleh nomor ISSN mempunyai kewajiban sebagai berikut 1. Mencantumkan ISSN di pojok kanan atas pada halaman kulit muka, halaman judul, dan halaman daftar isi dari terbitan berkala dengan diawali tulisan ISSN 2. Mencantumkan barcode ISSN di pojok kanan bawah pada halaman kulit belakang untuk terbitan ilmiah. Sedangkan untuk terbitan hiburan atau popular di pojok kiri bawah pada halaman kulit muka 3. Mengirimkan terbitannya sekurang-kurangnya 2 dua eksemplar setiap kali terbit ke PDII-LIPI, sebagai dokumentasi nasional untuk kepentingan pembuatan Indeks Majalah Ilmiah Indonesia dan koneksi di perpustakaan LIPI 4. Apabila judul terbitan diganti, harus segera melaporkan ke PDII-LIPI, karena harus mendapatkan ISSN baru. Perbedaan dengan DOI dengan ISSN Perbedaan dengan DOI adalah yang paling mencolok dari ISSN adalah sangat dikenal secara meluas, kalau DOI masih sangat sedikit yang mengenal sistem ini. Bahkan oleh dosen dan para senior peneliti. Tidak heran bahwa regulasi penentuan angka kredit saat inipun Noor DOI belum cukup diakui. Malah masih diwajibkan untuk mencantumkan alamat situs artikel. Inilah makna dari akses permanen meski artikel hanya’ diterbitkan secara elektronik. Dengan ini tidak ada ketergantungan atas perubahan alamat situs penerbit yang mungkin berubah – ubah ISBN Sering sekali kita mendengar istilah dalam buku – buku mengenai ISBN. ISBN International Standard Book Number, atau nomer standar buku internasional. Merupakan pengindetifikasi unik untuk buku – buku yang digunakan secara komersial. Sistem ISBN diciptakan di Britania Raya pada tahun 196 oleh seorang pedagang buku dan alat tulis, W H Smith. Salah satu fungsi utama dari ISBN adalah untuk memperlancar arus distribusi buku, sehingga pemesanan buku dapat dilakukan berdasarkan ISBN dari buku yang bersangkutan. Cara ini memiliki keuntungan yakni dapat mencegah terjadinya kekeliruan nama pengarang yang sama atau judul buku yang hampir sama tetapi isinya berbeda. Fungsi lain dari ISBN adalah ajang promosi bagi pada penerbit, karena informasi mengenaai ISBN ini dikumpulkan, diterbitkan dan disebarluaskan naik oleh badan Nasional pusat atau badan internasional di Berlin, Jerman Dalam penulisannya, singkatan ISBN adalah dengan huruf besar dan terletak di depan angka-angka pengenal dan pemeriksa. Antara setiap bagian pengenal dan pemeriksa dibatasi oleh tanda penghubung, misalnya ISBN 979-8006-70-4. Angka pengenal kelompok ISBN untuk Indonesia adalah 979. Dengan demikian setiap judul buku yang mempunyai angka 979 berarti diterbitkan di Indonesia. Saat ini jumlah penerbit yang telah menjadi anggota ISBN sebanyak 548 penerbit. Nomor ISBN terdiri dari 13 digit dan dibubuhi huruf ISBN didepannya. Nomor tersebut terdiri atas 5 bagian. Masing-masing bagian dicetak dengan dipisahkan dengan tanda hyphen -. Kelompok pembagian nomor ISBN ditentukan dengan struktur sebagai berikut Contoh ISBN 978-602-8519-93-9 1. Angka pengenal produk terbitan buku dari EAN Prefix identifier = 978 2. Kode kelompok group identifier = 602 Default 3. Kode penerbit publisher prefix = 8519 4. Kode judul title identifier = 93 5. Angka pemeriksa check digit = 9 Sumber Penulis Eka Candra Saputra Salahsatu komponen dalam kepustakaan adalah ISSN. ISSN (International Standard of Serial Number) atau standar internasional nomor majalah, merupakan nomer pengenal yang diberikan kepada terbitan berkala. Contoh terbitan berkala yang sering dijumpai adalah surat kabar, newsletter, buku tahunan, majalah, laporan dan maupun prosiding. Sedang menyusun jurnal ilmiah dan berencana mempublikasikannya? Maka bisa memahami dulu apa itu ISSN dan bagaimana mendapatkannya. Jadi, istilah satu ini menjadi salah satu syarat untuk bisa mendapatkan status kredibel terhadap jurnal yang disusun dan dipublikasikan. Nyaris semua dosen dan peneliti yang memang berencana mempublikasikan jurnal akan mengurus ISSN tersebut. Jika masih awam dengan istilah ini namun sedang berkutat dengan penyusunan jurnal ilmiah. Maka bisa mencoba memahaminya melalui penjelasan berikut. Pengertian ISSN dan Fungsinya ISSN sendiri memiliki kepanjangan International Standard Serial Number Nomor Seri Standar Internasional. Definisinya sendiri adalah deretan angka atau nomor yang dibuat unik dan berfungsi sebagai identitas publikasi berkala. Baik itu berupa media cetak maupun media elektronik. Sebagai nomor identitas, nomor seri ini berperan sama seperti ISBN pada buku yang terbit di Indonesia dan seluruh dunia. Hanya saja ISSN biasanya ditujukan untuk artikel yang ingin dipublikasikan secara internasional. Misalnya jurnal ilmiah atau jurnal internasional, dan kredibilitasnya sendiri bisa dibuktikan dengan nomor seri tersebut. Sehingga penyusun jurnal ilmiah biasanya sudah mulai mempersiapkan diri mengajukan kepemilikan nomor seri ini. Deretan nomor seri ini terdiri dari 13 digit, berbeda dengan ISBN yang umumnya hanya terdiri dari deretan 8 angka dan 1 huruf. Pada nomor seri untuk jurnal ilmiah ini biasanya terdiri dari 7 digit angka dan satu karakter baik angka maupun huruf X yang merupakan karakter cek. Namun penulisan deretan angka ini memang berbeda-beda, tergantung dari standar mana yang dipakai. Paling umum dipakai adalah standar EAN-13 dan sisanya memakai standar lain. Sehingga tidak ada yang salah atau benar, karena selama mengikuti standar yang ada otomatis penulisannya sudah benar. Baca Juga 6 Karakteristik dalam Penulisan Karya Ilmiah Berbeda dengan buku, ISSN ditujukan untuk publikasi berkala dan tidak akan ditemui pada buku jenis dan judul apapun. Adapun yang dimaksudkan dengan publikasi berkala ini meliputi jurnal, prosiding, laporan tahunan, buku tahunan, majalah, surat kabar, dan juga buletin. Pengajuan nomor seri ini dilakukan oleh semua penulis publikasi berkala, dan tentunya hal ini dilakukan mengingat fungsinya yang sangat penting. Jadi, nomor seri pada publikasi berkala ini punya beberapa fungsi sebagai berikut 1. Sebagai Identitas Fungsi pertama dari nomor seri publikasi berkala ini adalah untuk dijadikan sebagai identitas. Jad, sama seperti buku yang beredar di pasaran dimana memiliki identitas berupa ISBN. Maka untuk publikasi berkala memiliki ISSN tersebut, dan tentunya ditujukan untuk kemudahan pendataan. Sehingga bisa diketahui sudah ada berapa ribu publikasi majalah atau mungkin jurnal bereputasi di pasaran. Baik itu online maupun offline, dijamin akan terdata sehingga penghitungannya cukup mudah. Pendataan ini tentu bukan tanpa tujuan, sebab dengan data yang jelas maka bisa diketahui publikasi apa saja yang ada di pasaran. Misalnya publikasi jurnal ilmiah dari negara Indonesia, Malaysia, dan sebagainya. Masing-masing ada berapa? Lewat nomor seri tersebut maka bisa diketahui total keseluruhannya, dan masing-masing negara bisa mengetahui perkembangan publikasi jurnal di negaranya sendiri. Selain itu, juga menjadi pembeda antara satu publikasi berkala dengan publikasi berkala lainnya. Hal ini penting untuk membantu menemukan publikasi yang dibutuhkan. Baca Juga Cara Melakukan Publikasi Karya Ilmiah ke Jurnal Ilmiah Nasional 2. Prasyarat untuk Akreditasi Publikasi Ilmiah Fungsi kedua dari pengajuan nomor seri publikasi berkala ini adalah sebagai prasyarat untuk akreditasi publikasi tersebut. Khususnya publikasi ilmiah, sebut saja seperti jurnal penelitian, jurnal nasional, dan jurnal internasional. Tanpa ISSN maka jurnal tersebut akan sulit masuk ke database bereputasi, yang tentu berdampak pada kredibilitasnya yang kurang. Sebaliknya, ketika suatu jurnal ilmiah sudah mengantongi nomor seri ini maka kredibilitasnya sudah diakui. Nantinya bisa menembus database bereputasi yang umum dijadikan tempat untuk mencari rujukan berkualitas. Seperti para peneliti yang mencari referensi jurnal dari Scopus untuk menyusun jurnal penelitian yang baru saja dilakukan. Jika belum memiliki nomor seri ini maka tidak bisa masuk ke database bereputasi, yang tentu akan sepi peminat. Selain itu jarang sekaligus tidak pernah dijadikan referensi padahal bisa jadi isinya bagus dan berkualitas. Jadi, untuk menyusun publikasi ilmiah sangat penting mencoba mengurus pengajuan ISSN. Dijamin mudah karena untuk saat ini proses pengajuannya sudah bisa dilakukan secara online. Baca Juga Mengenal Wahana Publikasi Karya Ilmiah Pendaftaran ISSN Memahami pentingnya memiliki nomor seri untuk publikasi ilmiah dan publikasi berkala lainnya. Maka penulis perlu mendaftarkan atau mengajukan hasil tulisannya untuk memperoleh nomor seri tersebut. Proses pengajuannya online yakni dengan mengakses situs yang bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Supaya proses pengajuannya lancar, maka perlu melengkapi sejumlah persyaratan. Yakni 1. Surat Pengajuan Resmi Syarat yang pertama untuk proses pengajuan ISSN adalah surat pernyataan resmi yang ditulis atau dibuat oleh penanggung jawab penerbitan. Sehingga untuk penulis jurnal ilmiah bisa datang ke LIPI untuk memperoleh surat pengajuan resmi tersebut. 2. Halaman Sampul Syarat yang kedua adalah halaman sampul, yakni berisi informasi mengenai identitas dari publikasi ilmiah yang dimiliki. Mulai dari volume, nomor, dan tahun publikasi. Apabila diajukan secara online maka bisa menggunakan hasil screenshot halaman depan situs web jurnal. 3. Halaman Daftar Isi Berikutnya adalah halaman daftar isi, yang menampilkan detail isi dari publikasi ilmiah yang disusun. Penyusunannya sendiri seperti penyusunan daftar isi pada umumnya, dilengkapi nama bab dan halaman dimana bab tersebut berada. Apabila pengajuan dilakukan secara online maka bisa memberikan hasil screenshot dari halaman web jurnal. 4. Halaman Daftar Dewan Redaksi Syarat dokumen berikutnya untuk pendaftaran atau pengajuan ISSN adalah halaman daftar dewan redaksi. Sehingga di halaman ini akan dicantumkan nama-nama di dewa redaksi penyusunan publikasi ilmiah tersebut. Bisa juga berisi daftar nama tim penyunting. 5. Bukti Pembayaran Biaya Administrasi Selain yang disebutkan, nantinya juga perlu melampirkan bukti pembayaran biaya administrasi untuk pengurusan nomor seri tersebut. Bisa dalam bentuk bukti transfer yang kemudian difoto dan dicetak, lalu dilampirkan bersamaan dengan syarat administrasi lainnya. 6. Dokumen Lain yang Diperlukan Ada kalanya dokumen persyaratan yang perlu dilengkapi ada tambahan dokumen lain yang memang diperlukan. Maka bisa ikut dilampirkan untuk membantu mendapatkan ISSN dengan segera. Setelah semua dokumen persyaratan dilengkapi maka bisa mengajukan, dan nantinya perlu mengisi formulir pendaftaran untuk memperoleh nomor seri tadi. Pengisian formulir pendaftarannya sendiri bisa dilakukan secara online, yang tentu lebih praktis. Silahkan mengisi setiap kolom di formulir pendaftaran tersebut, sesuaikan isinya dengan kondisi di lapangan. Biasanya diminta keterangan mengenai nama terbitan, frekuensi, penanggung jawab penerbitan, pengelola, dan juga alamat kontak. Ikuti instruksi yang ada di halaman website, dan setelah selesai tinggal menunggu kabar baik. Biasanya jika tidak ada masalah dan pengajuan dilakukan di hari kerja maka selang 1 hari kerja, ISSN sudah terbit dan bisa digunakan untuk mempublikasikan karya ilmiah yang disusun. sumber Deepublish. Penulis Pujiati/ Dunia Dosen
- ኆυզюቀևчуτу псичафез у
- Кεтаቴуዷωզխ шօчуձաሉ луթажи σ
- Звէςуգ о
- Зኞթωኽիσθρ п
- Иφωтвωτ криκω
- Ձоሙոτяሌ о ቤσефθкեвр жиրоջ
- Пу срեкоկю
- Ебоշо слιሽовሥ
- ԵՒктէ уձοլабቀще ርстогл
- Офα մуб лοжувруγ я
Jurnalllmiah b. Nomor ISSN c. Volume, Nomor, bulan, d. Penerbit e. DOI artikel f. Alamat web Jurnal g. Terindek di Scimagojr/ fakultas Farmasi Universitas Airlangga. ada ISBN. Surabaya, N ember 2019 Reviewer Sjahrani, M.S., Apt : 19540 41980021001 Ubiquinon (QIO) dengan Beda Jenis Kosurfaktan: Poloxamer 188, Lesitin, Propilen Glikol. 3
ISBN vs. ISSN "ISBN" adalah "Nomor Buku Standar Internasional" dan "ISSN" adalah "Nomor Seri Standar Internasional." Kedua ISBN dan ISSN adalah kode yang digunakan oleh penerbit untuk penomoran atau serialisasi publikasi mereka. Salah satu perbedaan utama antara ISBN dan ISSN adalah bahwa yang pertama mengidentifikasi penerbit sedangkan yang terakhir tidak mengidentifikasi penerbit. Nomor Buku Standar Internasional diberikan untuk monograf atau buku sedangkan Nomor Seri Standar Internasional diberikan kepada serangkaian monograf atau buku. Dengan kata-kata sederhana, ISBN ditugaskan untuk buku tunggal atau terpisah, dan ISSN ditugaskan untuk serangkaian buku. Ketika ISBN mengidentifikasi volume atau masalah tertentu, ISSN hanya mengidentifikasi seri volume atau masalah tersebut. Dalam hal ISSN, itu hanya opsional, yang berarti bahwa penerbit tidak terikat secara hukum untuk menggunakannya. Di sisi lain, ISBN itu wajib jika buku berada di bawah aplikasi ISBN. Tidak seperti ISBN, ISSN akan sama dalam semua volume atau masalah dari satu seri. Di sisi lain, ISBN berbeda untuk setiap volume dan masalah. Nomor Buku Standar Internasional adalah kode standar 13 digit. Gordon Foster-lah yang pertama kali menciptakan kode ISBN sembilan digit. Kemudian Organisasi Internasional untuk Standardisasi mengembangkan kode angka standar sepuluh digit. Setelah 2007, ISBN memiliki kode standar nomor 13 digit. Nomor Seri Standar Internasional adalah nomor standar delapan digit. Ini adalah nomor yang diberikan untuk satu set seri, dan setelah seri berubah, kode ISSN lainnya diberikan. Itu pada tahun 1971 bahwa sistem ISSN pertama kali dirancang. Kode nomor standar ISSN ditetapkan oleh Pusat Nasional ISSN dan dikoordinasikan oleh Pusat Internasional ISSN yang berpusat di Paris. Ringkasan 1. "ISBN" adalah "Nomor Buku Standar Internasional" dan "ISSN" adalah "Nomor Seri Standar Internasional."2. Salah satu perbedaan pria antara ISBN dan ISSN adalah bahwa yang pertama mengidentifikasi penerbit sedangkan yang terakhir tidak mengidentifikasi Nomor Buku Standar Internasional diberikan untuk monograf atau buku sedangkan nomor Seri Standar Internasional diberikan kepada serangkaian monograf atau kasus ISSN, itu hanya opsional, yang berarti bahwa penerbit tidak terikat secara hukum untuk menggunakannya. Di sisi lain, ISBN itu wajib jika buku berada di bawah aplikasi ISBN.
ISSN 2722-8851. E-ISSN: 2722-886X. MENU. Focus and Scope. Editorial Team. Peer Reviewer. Author Guidelines
Ternyata banyak yang belum mengetahui bahwa fungsi ISBN dan ISSN adalah dua hal yang berbeda. Selama ini, masih cukup banyak orang yang menganggap kedua hal ini sama. Sebenarnya masih cukup banyak orang yang ingin mengajukan ISBN dan ISSN sendiri, tetapi mereka bingung dan tidak tahu harus berbuat apa. Dan memang benar ISBN dan ISSN tidak bisa disampaikan secara terpisah. Komentar akan ditinjau dalam paragraf berikut. Jadi, apa gunanya? Kapan mereka digunakan dan kapan? Langsung saja simak ulasannya di bawah ini. Siapa tahu, review kali ini akan mengungkap wawasan tentang dua kode unik tersebut. Ini reviewnya, semoga bermanfaat. Perbedaan ISSN Dan ISBNInternational Standard Book Number ISBNInternational Standard Serial Number ISSN International Standard Book Number ISBN ISBN adalah serangkaian angka unik. Angka tersebut menunjukkan identitas buku yang akan diperdagangkan. Tidak semua buku memiliki ISBN. Nilai rata-rata dari buku-buku yang diperdagangkan di sana. Karena peran ISBN adalah untuk mengidentifikasi buku. Meski tampil dalam bentuk digital di sampul belakang buku ini. Penggunaan ISBN tidak sembarangan. Pertanyaannya, bagaimana cara mendapatkan ISBN? Ternyata, ISBN tidak mudah didapat. Ada syarat dan ketentuan. Permohonan untuk mendapatkan ISBN harus terlebih dahulu diajukan ke Perpustakaan Nasional Perpusnas. Dalam beberapa hari, kita akan mendapatkan nomor unik. Sebagai informasi tambahan, proses pengajuan ISBN harus menyertakan naskah buku. Kemudian, jika isi buku tersebut ditambah dan diedit pada saat penyerahan buku, maka nomor ISBN yang sedang diproses oleh Perpustakaan Nasional RI tersebut menjadi tidak berlaku. Oleh karena itu, persyaratan untuk mengajukan ISBN adalah tidak ada proses pengeditan lanjutan. Karena begitu editan ditambahkan, nomor ISBN juga akan berubah. Permohonan ISBN hanya dapat diajukan oleh penerbit/lembaga buku. Artinya, ISBN tidak dapat diajukan secara terpisah. Jadi ada struktur organisasi untuk pengajuan persyaratan. Baca Juga Jasa Publikasi Jurnal Nasional dan Internasional International Standard Serial Number ISSN Nah, persamaan kedua terdiri dari angka unik, yang menunjukkan identitas buku. Hanya saja ISSN hanya berkomitmen pada penerbitan majalah dan terbitan berkala. Oleh karena itu, bagi yang sering meneliti dan mempublikasikan jurnal-jurnal tersebut dalam koleksi atau jurnal, itu bukanlah ISBN, melainkan ISSN. Perbedaannya terletak pada lokasi penyerahan. Jika ISBN diajukan ke Perpustakaan Nasional RI, maka permohonan izin ISSN diajukan ke Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah PDDI Lippi. Peran dan tanggung jawab PDII LIPI juga bertanggung jawab untuk mengawasi publikasi jurnal. Kemajuan teknologi memang telah memberikan banyak terobosan. Salah satu terobosan terkait ISBN dan ISSN. Sekarang, setiap kali kita mengajukan ISSN, kita mendapatkan fasilitas tambahan berupa generator barcode online. Bahkan generator barcode online ini, jika dijual dan dibeli, dikatakan mahal. Jadi ketika kita mendapatkannya secara gratis, itu benar-benar hebat. Tahukah Anda bahwa fasilitas ini merupakan fasilitas pertama di dunia yang terhubung langsung dengan pengelolaan ISSN. Akhir Kata Itulah pengertian dan pengertian ISBN dan ISSN. Semoga ulasan ini akan membuat Anda lebih sadar. Anda juga harus mengetahui persamaan dan perbedaan antara ISBN dan ISSN. Jika ternyata kedua hal ini berbeda. Jadi mereka berdua memberikan kode angka yang unik, tetapi keduanya digunakan untuk hal yang berbeda..