NilaiNJOP juga mempengaruhi besaran Pajak atas Bumi dan Bangunan (PBB). Menilai harga properti berdasarkan harga NJOP bukan merupakan kesalahan, tetapi terkadang harga pasaran properti tersebut bisa berbeda dengan NJOP. Di kota besar, biasanya nilai NJOP hanya sekitar 25% - 50% dari nilai asli properti tersebut.
Skip to content Kalkulator KeuanganKonsultasi Perencanaan KeuanganRencana PensiunRencana Dana PendidikanReview AsuransiReview InvestasiIn House TrainingEventEbookArtikelKalkulator KeuanganKonsultasi Perencanaan KeuanganRencana PensiunRencana Dana PendidikanReview AsuransiReview InvestasiIn House TrainingEventEbookArtikelKalkulator KeuanganKonsultasi Perencanaan KeuanganRencana PensiunRencana Dana PendidikanReview AsuransiReview InvestasiIn House TrainingEventEbookArtikel Home » Saham » Cara MUDAH Belajar Analisa Harga Wajar Saham Buat Pemula! Dibaca Normal 13 Menit Cara MUDAH Belajar Analisa Harga Wajar Saham Buat Pemula! Bagaimana cara analisa harga wajar saham? Yuk ketahui cara mudah belajar analisa harga saham di sini. Supaya gak rugi, harus bisa menganalisa. Gak pakai lama-lama langsung aja. Analisa Harga Wajar SahamCara Analisa Fundamental Saham dengan Top Down Approach1 Kondisi Makro Dunia Usaha2 Kondisi Sektor dan Industri3 Kondisi Fundamental PerusahaanAnalisa Fundamental Saham dengan Menggunakan Nilai Intrinsik1 Earning Per Share EPS2 Price to Earning Ratio PER3 Price Earning to Growth Ratio PEG4 Price to Book Value PBV5 Return on Equity ROE6 Dividend Yield Dy7 Debt to Equity Ratio DERBisa Capai Tujuan Keuangan dengan Investasi Saham Analisa Harga Wajar Saham Dalam analisa saham, erat kaitannya dengan analisa teknikal dan analisa fundamental. Namun, dalam menentukan harga wajar saham, analisa fundamental berperan sangat penting. Namun apa itu analisa fundamental? Analisa fundamental saham adalah analisa yang mempelajari kondisi dasar fundamental dari perusahaan termasuk dengan rasio keuangan perusahaan. Analisa fundamental saham ini biasanya digunakan untuk mengambil keputusan dalam membeli atau menjual saham dengan tujuan jangka panjang. Dengan melakukan analisa fundamental, kita bisa mengenal lebih dalam tentang sebuah saham perusahaan. Sebagai investor, penting bagi kita untuk membeli apa yang kita ketahui dan mengetahui apa yang kita jual. Jadi, bukan asal beli atau asal pilih saham ya. Di artikel Finansialku kali ini, kita akan membahas cara analisa fundamental saham, serta rasio-rasio yang digunakan untuk memperkuat analisa fundamentalnya. Check it out! Cara Analisa Fundamental Saham dengan Top Down Approach Kali ini rubrik Finansialku akan membahas tentang analisa fundamental dengan top down approach. Top down approach adalah analisa yang dimulai dari kondisi ekonomi makro, industri perusahaan, kemudian kondisi perusahaannya. Berikut tahapan analisa fundamental menggunakan metode top down approach. GRATISSS Download!!! Ebook Panduan Investasi Saham Untuk Pemula 1 Kondisi Makro Dunia Usaha Kondisi makro dunia usaha sangat dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi dari pemerintah. Salah satunya adalah kebijakan penaikkan atau penurunan suku bunga. Apabila suku bunga tinggi maka biasanya investor cenderung untuk menaruh uangnya di bank. Bila begitu, maka dapat menghambat pertumbuhan bisnis suatu perusahaan. Begitu juga sebaliknya, apabila suku bunga rendah maka investor cenderung lebih memilih saham daripada tabungan bank. Dengan demikian maka perusahaan bisa lebih mengembangkan bisnisnya. [Baca Juga Mana yang Lebih Menguntungkan Yuk Nabung Saham VS Yuk Investasi Reksa Dana] Selain itu, harga saham juga dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi. Ketika ekonomi lesu maka kinerja perusahaan juga bisa ikut memburuk. Akibatnya, harga saham menjadi turun. Sedangkan apabila ekonomi menguat maka prospek dari perusahaan juga terlihat semakin baik. Alhasil, harga sahamnya juga naik. Selain faktor ekonomi, ada faktor lainnya yang juga turut memengaruhi harga saham. Faktor tersebut adalah kestabilan dari politik dimana faktor ini memengaruhi kondisi dunia usaha. 2 Kondisi Sektor dan Industri Naik turunnya harga saham juga dipengaruhi oleh kondisi industri perusahaan. Apabila pertumbuhan industri bertumbuh dengan pesat maka efeknya harga saham perusahaan di industri tersebut ikut naik. Contohnya, di tahun 2007, di industri pertambangan, harga komoditas melambung tinggi karena harga minyak dunia yang naik secara drastis. Akibatnya, harga-harga saham perusahaan tambang batubara dan minyak juga ikut naik secara signifikan karena pendapatan dan laba yang meningkat. Tapi, di tahun 2015, harga minyak dunia turun. Bahkan penurunannya sampai ke titik terendahnya. Dengan begitu, harga saham perusahaan pertambangan juga mengalami kelesuan karena banyak yang turun secara signifikan. 3 Kondisi Fundamental Perusahaan Pergerakan harga saham perusahaan tentunya dipengaruhi oleh kondisi fundamental dari perusahaannya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah manajemen perusahaannya, kondisi keuangan perusahaannya, orang yang mengelola perusahaannya, dan lain sebagainya. Perusahaan dengan fundamental yang baik biasanya memiliki harga saham yang baik juga. Analisa Fundamental Saham dengan Menggunakan Nilai Intrinsik Hal yang tak kalah pentingnya dalam analisa fundamental saham adalah nilai intrinsik atau nilai wajar dan rasio-rasio keuangan suatu saham perusahaan. Setelah mendapatkan harga wajar, nantinya harga tersebut akan dibandingkan dengan harga di pasar saham tersebut. Nantinya, hal tersebut akan memengaruhi keputusan beli atau menjual saham. [Baca Juga Finansialku Podcast Eps 60 – Virus Corona dan Investasi Saham] Untuk menghitung nilai wajar ini, biasanya menggunakan data dari laporan keuangan perusahaan tersebut seperti rasio-rasio keuangannya. Ada banyak rasio-rasio keuangan. Namun, kali ini akan di bahas 7 rasio valuasi saham yang penting diketahui ketika menganalisa saham. Berikut 7 rasio keuangan yang digunakan untuk menghitung harga wajar saham di laporan keuangan perusahaan. 1 Earning Per Share EPS EPS adalah rasio laba bersih per lembar saham. Misalnya, kalau EPS bernilai Rp 200 maka, setiap lembar saham menghasilkan laba sebesar Rp 200. Perusahaan yang baik, memiliki EPS yang bertumbuh dari waktu ke waktu. Semakin meningkat EPS suatu perusahaan tentunya semakin baik. Rumus untuk menghitung EPS adalah EPS = laba bersih jumlah lembar saham 2 Price to Earning Ratio PER PER merupakan rasio yang menggambarkan keuntungan suatu perusahaan dibandingkan dengan harga sahamnya. PER adalah lamanya waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal yang dipakai untuk membeli saham. Rumus menghitung PER adalah PER = Harga saham laba per lembar saham EPS Contohnya, harga saham Rp 200, EPS nya Rp 50 per tahun berarti PER perusahaan tersebut = 4x Jadi, artinya apabila laba perusahaan tetap tidak bertumbuh atau berkurang maka Anda membutuhkan waktu 4 tahun untuk balik modal. PER suatu perusahaan biasanya dianggap murah kalau PER nya lebih rendah daripada PER rata-rata di industri. Kalau suatu perusahaan memiliki PER dibawah rata-rata per industri maka saham tersebut dianggap murah. Selain itu, pada umumnya, saham dengan PER dibawah 10x dianggap murah. Sedangkan saham dengan PER diatas 20x dianggap mahal. Jadi, semakin kecil PER suatu perusahaan semakin murah ya. 3 Price Earning to Growth Ratio PEG PEG adalah rasio yang digunakan untuk mengukur nilai kepantasan antara harga saham, laba yang dihasilkan per lembar sahamnya, serta harapan pertumbuhan perusahaan. Semakin rendah PEG maka semakin murah sahamnya. Rumus menghitung PEG adalah PEG = PER / Growth Ratio / 100 4 Price to Book Value PBV PBV adalah rasio yang menggambarkan seberapa besar pasar menilai harga sebuah perusahaan dibandingkan dengan kekayaan bersihnya. Rumus menghitung PBV adalah PBV = Harga Saham Nilai Buku per Lembar Saham BV Contoh, PBV sebesar 3x maka, hal itu berarti harga saham sudah tumbuh 3x lipat dibandingkan dengan kekayaan bersih suatu perusahaan. Biasanya, investor disarankan untuk memilih saham dengan PBV yang lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata. PBV industri. [Baca Juga Weekly Update 22-26 Juni 2020 IHSG, Emas, Reksa Dana, Saham, Kurs] PBV yang rendah biasanya sering dijadikan patokan oleh investor yang sedang mencari saham yang murah dibawah nilai wajarnya. Jadi semakin rendah PBV nya maka semakin dianggap murah sahamnya. Sedangkan PBV yang tinggi biasanya dikarenakan harga pasar yang sudah terlalu tinggi. 5 Return on Equity ROE ROE adalah rasio perolehan laba bersih yang dibukukan perusahaan dibandingkan dengan total kekayaan bersih yang dimiliki perusahaan tersebut. ROE dapat dikatakan sebagai indikator seberapa efisien perusahaan tersebut. Rumus menghitung ROE adalah ROE = laba bersih kekayaan bersih Jika ROE sebesar 15% maka setiap Rp 100 kekayaan bersih perusahaan yang ditanamkan oleh pemodal bisa memberikan kontribusi laba bersih sebesar Rp 15. Untuk memilih saham dengan ROE yang baik, Anda dapat membandingkan ROE perusahaan sejenis di industri yang sama atau dengan membandingkan rata-rata ROE industri. Selain itu, Anda juga membandingkan ROE perusahaan tersebut dari waktu ke waktu. Jadi, Anda dapat melihat trend ROE nya apakah cenderung naik atau turun. Disarankan untuk memilih ROE perusahaan yang minimalnya 10%. GRATISSS Download!!! Ebook Panduan Sukses Atur Gaji Ala Karyawan 6 Dividend Yield Dy DY adalah rasio yang menggambarkan seberapa besar pembagian dividen yang dibagikan oleh perusahaan terhadap harga sahamnya di pasar. Tapi perlu diketahui bahwa tidak semua perusahaan membagikan dividen ya. Rumus menghitung DY adalah DY = Dividend per lembar saham harga saham Contohnya jika suatu perusahaan membagikan dividen sebesar Rp 150 per lembar saham, dan harga saham sekarang adalah Rp 1500 maka dividend yield nya adalah sebesar 10%. Anda disarankan memilih perusahaan dengan DY minimal sebesar 3%. Pilihlah saham perusahaan yang memiliki DY cukup besar. Mengapa demikian? Karena hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan memiliki laba bersih yang stabil. 7 Debt to Equity Ratio DER DER adalah rasio jumlah utang kewajiban yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan modal bersihnya. Jika DER1 maka perusahaan memiliki utang yang lebih besar dibandingkan dengan modal bersihnya. Hal ini juga bisa diartikan perusahaan memiliki risiko keuangan yang cukup besar. Dengan begitu, maka pada umumnya investor disarankan untuk memilih saham yang memiliki DER kurang dari 1 ya. Rumus menghitung DER adalah DER = Total kewajiban utang kekayaan bersih modal sendiri Bisa Capai Tujuan Keuangan dengan Investasi Saham Sebelum lanjut, Finansialku sarankan untuk Anda bergabung dengan komunitas reksadana dan saham Finansialku. Di komunitas itu, Anda dapat belajar dengan orang yang berpengalaman dan belajar bersama sesama orang-orang yang tertarik pada saham. Bila Anda tertarik dengan saran ini, silakan klik link berikut ini. Oke kita lanjutkan ya, setelah mengetahui cara analisa fundamental saham untuk investor pemula, maka sekarang Anda lebih paham dengan analisa fundamental bukan? Jangan lupa untuk melakukan analisa yang mendalam sebelum memulai berinvestasi ya. Lakukan analisa fundamental saham dengan top down approach serta rasio-rasio keuangannya. Dengan memilih saham perusahaan yang memiliki fundamental yang baik namun dengan harga wajar maka dapat membantu Anda mencapai tujuan keuangan Anda. Jadi, apakah Anda sudah mantap untuk memulai investasi saham? Yuk bagikan artikel ini kepada rekan dan sahabat Anda, dan apabila Anda masih punya pertanyaan seputar isi artikel, dengan senang hati Finansialku akan menjawab untuk Anda. Jadi apapun pertanyaan Anda silakan tulis di kolom yang sudah disediakan. Sumber Referensi Rivan Kurniawan. 13 Desember 2018. Pentingnya Analisis Fundamental dan Rasio Keuangan dalam Investasi Saham. – Admin. 29 Oktober 2018. Rumus Valuation Ratio Cara Menghitung Harga Saham Wajar Pada Laporan Keuangan Perusahaan. – V3. 24 Juni 2020. Simulasi Pemasukan dari Deviden Beberapa Saham. Admin. 17 Juni 2015. Tujuan Analisa Harga Wajar Saham. – Virtina Thionita, BBA memiliki background pendidikan S1 jurusan Business Administration, konsentrasi Wealth Planning di President University. Memiliki ketertarikan dan pengalaman di bidang investasi, perencanaan keuangan, dan entrepreneurship. Related Posts Page load link Go to Top MenurutWikipedia : NAB (Nilai Aktiva Bersih) merupakan salah satu tolok ukur dalam memantau hasil dari suatu Reksa Dana.NAB per saham/unit penyertaan adalah harga wajar dari portofolio suatu Reksadana setelah dikurangi biaya operasional kemudian dibagi jumlah saham/unit penyertaan yang telah beredar (dimiliki investor) pada saat tersebut. Ilustrasi seorang investor sedang memantau dan menghitung kinerja investasinya di reksadana, SBN dan emas. shutterstock - Evaluasi kinerja investasi perlu dilakukan oleh seorang investor. Tujuannya tak lain untuk mengetahui sudah sejauh mana target dan tujuan investasi hendak dicapai. Misalnya, jika kita rutin berinvestasi setiap bulan di sebuah produk investasi yang diasumsikan mampu tumbuh 10 persen per tahun, selama 4 tahun ke depan. Tentu langkah tersebut sudah menghitung berapa target dana yang hendak Anda memastikan asumsi hitungan tujuan keuangan yang sudah dipatok terpenuhi, makanya Anda perlu rutin mengecek kinerja investasi tersebut. Umumnya, seseorang perlu mengevaluasi kinerja investasi yang dia miliki minimal setiap akhir tahun atau setiap bagaimana melakukan evaluasi investasi? Berikut empat langkah melakukan evaluasi investasi 1. CekKetika pertama kali berinvestasi di sebuah instrumen investasi, jangan lupa untuk mencatat dan mengingat harga beli ketika itu. Misalnya, Anda berinvestasi rutin di reksadana saham A, catatlah berapa harga unit penyertaan dan nilai aktiva bersih reksadana tersebut ketika pertama kali Anda membeli initial subscription.Tujuannya tak lain, dengan mengetahui harga sebuah instrumen investasi ketika pertama kali membelinya, Anda bisa menghitung berapa pertumbuhannya atau penurunannya selama setahun belakang. Tapi bagaimana bila Anda lupa tidak mencatat harga pertama pembelian? Anda berinvestasi di reksadana, manajer investasi akan mengirimkan kinerja dana Anda secara rutin atau Anda bisa memintanya kepada manajer BandingkanSetiap instrumen investasi pasti memiliki acuan untuk mengukur pertumbuhan harga. Misalnya, Anda berinvestasi di saham atau reksadana saham, maka acuan atau benchmark yang bisa Anda bandingkan adalah Indeks Harga Saham Gabungan IHSG.Selain itu, Anda juga memanfaatkan indeks acuan yang dirilis oleh beberapa institusi. Hal yang sama juga dapat Anda lakukan pada kinerja EvaluasiAda baiknya sebelum berinvestasi ke sebuah instrumen, Anda sudah memiliki tujuan keuangan yang hendak dicapai. Sebagai contoh, kebutuhan dana pensiun atau dana pendidikan anak yang hendak Anda gunakan enam tahun lagi adalah Rp100 bisa mencapai target dana tersebut, Anda perlu berinvestasi di sebuah instrumen investasi yang mampu tumbuh minimal 15 persen per tahun selama enam tahun Rp850 ribu per saat melakukan evaluasi rutin seperti di akhir tahun, terungkap bahwa kinerja instrumen investasi yang Anda gunakan untuk meraih tujuan keuangan tersebut hanya 10 persen per tahun. Ada selisih cukup besar dari asumsi pertumbuhan awal yaitu sebesar 5 persen. Jika demikian, ada risiko target dana yang Anda kejar tidak tercapai apabila kinerja di bawah asumsi tersebut terjadi terus-menerus. Dari sini, Anda bisa menimbang langkah lanjutan supaya target dana dalam tujuan keuangan tersebut bisa Ambil KeputusanKetika asumsi awal yang Anda gunakan dalam penghitungan tujuan keuangan meleset, maka Anda memiliki beberapa opsi pasca-evaluasi. Pertama, switching atau mengalihkan investasi ke instrumen investasi lain yang mencetak kinerja lebih bagus dan sesuai dengan asumsi hitungan awal memangkas kerugian cutloss dan switching ke instrumen berbeda. Kinerja investasi Anda ternyata di bawah target. Setelah melihat tren ke depan, banyak prediksi ahli yang menyebut kondisi pasar belum akan membaik dalam jangka pendek. Hal tersebut mungkin menjadi sinyal bagi Anda untuk menempuh aksi cutloss dan mengalihkan investasi ke instrumen lain yang lebih rendah risiko sekaligus masih mampu memenuhi asumsi hitungan Anda berasumsi investasi saham C mampu tumbuh minimal 7 persen per tahun. Tapi, pada kenyataannya kinerja investasi saham C tersebut hanya sebesar 3 persen per tahun. Anda pun tak yakin kinerjanya tahun depan akan lebih jika sudah demikian, cutloss adalah yang paling mungkin dan mengalihkan investasi di instrumen lain dengan proyeksi return lebih baik. Misalnya, mengalihkan investasi ke instrumen berpendapatan tetap seperti Surat Berharga Negara SBN menambah modal investasi top up. Jika mendapati bahwa kinerja instrumen investasi yang dipilih ternyata di bawah asumsi awal tapi Anda optimis bahwa kinerja investasi tersebut akan berbalik tumbuh tinggi tahun depan, bisa menambah modal contoh, Anda membeli saham D seharga per saham dengan asumsi pertumbuhan 15 persen per tahun. Investasi ini ditujukan untuk dana pensiun ternyata pertumbuhan harganya setahun ini justru turun 3 persen. Dengan berbekal analisa fundamental dan proyeksi jangka panjang, Anda optimistis bahwa harga saham tersebut akan menembus tahun depan. Anda justru bisa memanfaatkan momen kejatuhan harga saham tersebut untuk membeli lebih banyak dengan harapan memperoleh keuntungan lebih optimal saat harganya menembus per bentuk investasi yang Anda pilih, pastikan lebih dahulu sesuai dengan profil risiko ya.​Martina Priyanti/AM​***Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini- Beli reksadana, klik tautan ini- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS DISCLAIMER​Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana. Konsepharga wajar ini telah saya bahas di tulisan sebelumnya di sini. Dalam melakukan valuasi, mau tidak mau kita harus mengerti sedikit cara membaca laporan keuangan sebab perhitungan valuasi melibatkan item-item dalam laporan keuangan perusahaan. Untung saja, seorang teman baik saya, Edison telah memaparkan dengan sangat baik bagaimana cara
Bagaimana Mengevaluasi Harga Wajar dari Sebuah Reksa Dana? Pengertian Reksadana dan Harga Wajarnya Investasi adalah salah satu cara untuk mengembangkan dana yang dimiliki. Investasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan menanamkan dana pada reksadana. Namun bagi mereka yang belum terbiasa, istilah-istilah yang digunakan dalam dunia investasi mungkin masih asing terdengar di telinga. Oleh karena itu, dalam artikel ini kita akan membahas tentang pengertian reksadana dan harga wajarnya. Reksadana adalah instrumen investasi kolektif yang dikelola oleh manajer investasi yang dana yang digunakan berasal dari kumpulan berbagai investor. Manajer investasi akan mengelola dana tersebut untuk diinvestasikan pada sekumpulan efek, seperti saham, obligasi, pasar uang atau instrument lainnya. Tujuan dari investasi di reksadana adalah untuk mendapatkan keuntungan dari pengembalian dana. Keuntungan yang diperoleh berasal dari kenaikan harga efek yang dibeli oleh manajer investasi, dividen atau bunga yang diterima. Adapun harga wajar reksadana merupakan nilai investasi aktual yang didapat oleh investor berdasarkan nilai aset bersih reksadana. Nilai aset bersih ini merupakan jumlah seluruh dana investor yang diinvestasikan pada reksadana dikurangi biaya operasional dan manajemen. Dengan demikian, harga wajar reksadana merupakan refleksi dari kondisi nilai efek yang dikelola oleh manajer investasi serta biaya operasional dan manajemen yang dikeluarkan untuk mengelola reksadana. Harga wajar reksadana dapat berubah-ubah seiring dengan perubahan kondisi pasar. Jika keadaan pasar mengalami fluktuasi, maka nilai aset bersih reksadana akan mengalami perubahan. Oleh karena itu, harga wajar reksadana juga akan mengalami perubahan sesuai dengan perubahan nilai aset bersih reksadana. Demikian pula, jika biaya operasional dan manajemen reksadana mengalami perubahan, maka harga wajar reksadana juga akan mengalami perubahan. Untuk mengetahui harga wajar sebuah reksadana, investor dapat melihat laporan menyeluruh tentang kinerja reksadana pada periode tertentu. Laporan kinerja reksadana ini terdapat pada situs web maupun buletin reksadana yang dikeluarkan oleh manajemen investasi. Selain itu, investor juga dapat memeriksa nilai aktiva per saham NAV reksadana. Nilai NAV reksadana merupakan nilai terakhir dari aset bersih reksadana yang dibagi oleh jumlah unit penyertaan yang dikeluarkan. Dengan mengetahui nilai NAV reksadana, investor dapat mengestimasi harga wajar reksadana pada saat itu. Dalam memilih reksadana yang tepat, investor tidak semata-mata hanya melihat pada harga wajar reksadana saja. Pergerakan harga reksadana di masa lalu juga bisa menjadi pertimbangan dalam memilih reksadana. Kemampuan manajer investasi dalam mengelola dana investasi pun menjadi faktor penting dalam menentukan pilihan reksadana yang tepat. Selain itu, investor juga harus memperhatikan jenis reksadana yang sesuai dengan kebutuhan investasi dan profil risiko pribadi investor. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Portofolio dalam Harga Wajar Reksadana Kinerja portofolio adalah faktor terpenting dalam menentukan harga wajar dari sebuah reksadana. Kinerja portofolio merujuk pada investasi reksadana pada aset dasar seperti saham, obligasi, dan investasi lainnya. Kinerja portofolio dapat dipengaruhi oleh situasi ekonomi, politik, dan keuangan. Faktor yang mempengaruhi kinerja portofolio di dalam reksadana meliputi kinerja saham dalam pertumbuhan dan perkembangan perusahaan, laporan keuangan perusahaan, naik turunnya tingkat suku bunga, volatilitas pasar, dan ketidakpastian di pasar global. Untuk mengukur kinerja portofolio dalam reksadana, dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode analisis seperti rasio pengembalian, rasio risiko, rasio imbal hasil, dan rasio kinerja. Dengan memperhatikan kinerja portofolio dalam reksadana, investor dapat menentukan bagaimana melakukan penilaian terhadap harga wajar reksadana. Faktor Volatilitas Pasar Volatilitas pasar adalah faktor utama yang mempengaruhi investor dalam menilai harga wajar reksadana. Volatilitas pasar mengacu pada fluktuasi harga saham, obligasi, atau instrumen investasi lainnya yang terjadi dalam jangka waktu tertentu. Volatilitas pasar dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kondisi ekonomi, politik, dan keuangan di suatu negara, faktor global yang mempengaruhi pasar, serta kebijakan atau tindakan pemerintah. Dalam menilai harga wajar reksadana, investor harus memperhatikan volatilitas pasar. Investasi pada reksadana yang stabil dapat memberikan hasil yang lebih baik dalam jangka panjang dibandingkan dengan investasi reksadana yang volatil. Hal tersebut dikarenakan investasi reksadana yang stabil cenderung lebih tenang dan aman, sedangkan investasi reksadana yang volatil memiliki risiko yang lebih tinggi. Faktor Naik Turunnya Tingkat Suku Bunga Kenaikan dan penurunan suku bunga dapat berpengaruh pada nilai investasi reksadana. Saat suku bunga naik, nilai investasi reksadana dapat turun, sedangkan saat suku bunga turun, nilai investasi reksadana dapat meningkat. Hal tersebut disebabkan karena naik turunnya suku bunga mempengaruhi kinerja portofolio dan harga aset yang dipegang oleh reksadana. Namun, investasi reksadana dalam bentuk obligasi atau Money Market Fund MMF dapat memberikan hasil yang lebih baik saat suku bunga naik. Dalam menilai harga wajar reksadana, investor harus memperhatikan kenaikan dan penurunan suku bunga. Investor juga perlu memperhatikan jenis reksadana yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi yang diinginkan. Faktor Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi dapat mempengaruhi kinerja portofolio dan nilai investasi reksadana. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat meningkatkan nilai investasi reksadana, sedangkan pertumbuhan ekonomi yang lambat dapat mempengaruhi nilai investasi reksadana secara negatif. Pertumbuhan ekonomi dapat dipengaruhi oleh faktor seperti stabilitas politik dan keamanan di suatu negara, kebijakan fiskal dan moneter, serta kondisi pasar global. Dalam menilai harga wajar reksadana, investor harus memperhatikan pertumbuhan ekonomi. Investor juga perlu memperhatikan sektor-sektor yang tumbuh dalam perekonomian dan memilih reksadana yang sesuai dengan jenis sektor tersebut. Metode Penilaian Harga Wajar Reksadana Dalam dunia investasi, salah satu produk investasi yang cukup diminati adalah reksadana. Reksadana merupakan wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat investor, yang selanjutnya dikelola secara profesional oleh manajer investasi dalam bentuk portofolio investasi dengan jenis instrumen keuangan seperti saham, obligasi, ataupun instrumen pasar uang lainnya. Sebagai investor, tentunya penting untuk memilih reksadana yang tepat dengan cara menilai harga wajarnya. Metode penilaian yang umum digunakan adalah penilaian atas dasar nilai wajar fair value, yang mencerminkan nilai aktual dari aset-aset yang dimiliki oleh reksadana. Ketika sebuah reksadana dibeli atau dijual, dihitung atas dasar nilai wajar untuk menentukan harga yang tepat sesuai dengan nilai yang dimilikinya. 1. Penilaian Nilai Wajar Berdasarkan Kinerja Reksadana Salah satu metode penilaian nilai wajar reksadana adalah dengan mempertimbangkan kinerja reksadana tersebut. Kinerja suatu reksadana biasa diukur dari kenaikan atau penurunan NAV net asset value selama periode tertentu. Jika NAV reksadana memiliki kenaikan yang stabil, maka dapat diasumsikan bahwa kinerja reksadana tersebut baik. Jika kinerja reksadana buruk, maka nilai wajarnya pun akan menurun. Oleh karena itu, ketika menilai harga wajar reksadana, penting untuk memperhatikan kinerja reksadana dalam jangka waktu yang tertentu. 2. Penilaian Nilai Wajar Berdasarkan Metode Discounted Cash Flow Metode lain yang dapat digunakan untuk menilai harga wajar reksadana adalah dengan metode discounted cash flow DCF. Metode ini digunakan dengan menghitung arus kas yang dihasilkan oleh reksadana di masa mendatang dan menyesuaikan arus kas tersebut dengan tingkat diskonto yang tepat. Dalam hal ini, penilaian nilai wajar ditentukan oleh arus kas bebas yang dihasilkan oleh reksadana dan masa depannya. Kelemahan dari metode ini adalah semakin sulit untuk memperhitungkan pembayaran arus kas pada rentang waktu yang jauh ke depan. 3. Penilaian Nilai Wajar Berdasarkan Metode Komparasi Metode lain untuk menilai harga wajar reksadana adalah dengan metode komparasi. Metode ini digunakan dengan membandingkan harga atau nilai wajar dari reksadana yang sejenis dengan reksadana yang akan dinilai. Penilaian dilakukan dengan membandingkan kinerja, karakteristik, risiko, dan aspek lainnya. Metode ini akan memberikan gambaran tentang harga wajar yang sesuai untuk reksadana yang ingin dinilai. Sebagai investor, memilih reksadana yang tepat dapat memberikan keuntungan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, penting untuk memahami metode penilaian harga wajar reksadana agar dapat memilih produk investasi yang tepat. Metode penilaian yang populer seperti penilaian berdasarkan kinerja, metode discounted cash flow, atau metode komparasi dapat membantu dalam menentukan nilai wajar dari reksadana yang ingin dibeli atau dijual. Bagaimana Cara Menghitung Harga Wajar Reksadana? Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada reksadana, penting untuk memahami cara menghitung harga wajar dari reksadana tersebut. Harga wajar merupakan harga yang dianggap adil bagi sebuah reksadana sebagai harga jual dan beli pada saat tertentu. Berikut adalah cara menghitung harga wajar reksadana Total Nilai Aset Bersih Reksadana Langkah pertama dalam menghitung harga wajar reksadana adalah dengan mengumpulkan data mengenai total nilai aset bersih dari reksadana tersebut. Nilai aset bersih merupakan selisih antara jumlah aset dan jumlah utang suatu reksadana pada saat tertentu. Nilai aset bersih ini dapat ditemukan pada laporan keuangan yang dikeluarkan oleh manajer investasi. Jumlah Unit yang Beredar Setelah mengetahui total nilai aset bersih reksadana, langkah berikutnya adalah mencari tahu jumlah unit yang beredar. Jumlah unit yang beredar merupakan total unit yang dimiliki oleh seluruh investor pada reksadana tersebut. Jumlah ini dapat ditemukan pada laporan keuangan yang dikeluarkan oleh manajer investasi. Hitung Harga Wajar Per Unit Setelah mengetahui total nilai aset bersih dan jumlah unit yang beredar, langkah terakhir adalah dengan membagi total nilai aset bersih dengan jumlah unit yang beredar untuk mendapatkan harga wajar per unit. Sebagai contoh, apabila total nilai aset bersih dari sebuah reksadana sebesar Rp dan jumlah unit yang beredar sebanyak unit, maka harga wajar per unit dari reksadana tersebut adalah sebesar Rp 100 per unit. Mempertimbangkan Faktor Lainnya Meskipun cara di atas memberikan informasi tentang cara menghitung harga wajar reksadana, namun perlu diingat bahwa faktor-faktor lainnya juga perlu dipertimbangkan dalam menilai sebuah reksadana. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan antara lain adalah kinerja historis reksadana, biaya dan fee yang akan dikenakan, kinerja manajer investasi, dan juga risiko investasi yang akan diambil. Dalam kesimpulannya, mengetahui cara menghitung harga wajar dari sebuah reksadana merupakan bagian penting dari proses investasi. Namun, selain menghitung harga wajar, perlu juga mempertimbangkan faktor-faktor lainnya sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada sebuah reksadana. Perhitungan Harga Wajar Reksadana Setelah memahami apa itu reksadana dan faktor-faktor yang mempengaruhi harga wajarnya, maka kita dapat mulai melakukan perhitungan untuk menentukan nilai harga wajar dari suatu reksadana. Metode yang biasa digunakan dalam perhitungan harga wajar reksadana adalah Discounted Cash Flow DCF dan Price Earning Ratio PER. DCF merupakan metode penilaian dengan menghitung nilai sekarang dari penghasilan yang diharapkan di masa depan atau arus kas. Sementara PER adalah perbandingan antara harga saham reksadana dengan laba per saham yang dihasilkan. Untuk menggunakan metode DCF, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghitung arus kas bersih net cash flow yang dihasilkan oleh reksadana selama periode tertentu. Kemudian, arus kas tersebut akan diestimasi untuk jangka waktu yang lebih panjang dengan mengacu pada laju pertumbuhan pasar. Setelah itu, nilai sekarang dari arus kas tersebut akan dihitung dengan memakai nilai diskon discount rate yang sesuai. Hasil perhitungan itulah yang akan menunjukkan nilai harga wajar dari reksadana. Sedangkan untuk menggunakan metode PER, investor hanya perlu memperhatikan besaran PER dari reksadana yang akan diinvestasikan. Umumnya, semakin tinggi PER suatu reksadana, maka semakin mahal saja, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi PER seperti kebijakan dividen dan tingkat pertumbuhan pendapatan di masa depan. Ketika membandingkan dua reksadana dengan jenis yang sama, metode PER lebih mudah untuk digunakan. Namun, jika ingin menghitung nilai wajar reksadana secara tepat, maka metode DCF sebaiknya digunakan. Kesimpulan Menilai harga wajar reksadana merupakan salah satu langkah penting yang harus dilakukan sebelum berinvestasi. Investor harus memahami faktor-faktor yang mempengaruhi harga wajar reksadana dan menggunakan metode penilaian yang tepat seperti DCF dan PER. Metode DCF membantu untuk menghitung nilai sekarang dari arus kas di masa depan, sedangkan PER lebih mudah digunakan untuk membandingkan dua reksadana dengan jenis yang sama. Namun demikian, perhitungan harga wajar hanya sebatas perkiraan dan ada risiko terjadinya perubahan dalam nilai investasi di masa depan. Oleh karena itu, investor perlu melengkapi diri dengan pemahaman yang cukup dan wawasan yang luas sebelum berinvestasi dalam reksadana.
Investorhanya perlu melihat unit penjualan setiap produk reksadana dan NAB. Biasanya, produk reksadana dijual berbentuk satuan unit. Investor kemudian akan membeli produk reksadana per unit dari NAB. Misalnya, modal yang ditanamkan sebesar Rp750.000 dan harga NAB reksadana campuran di sebuah manajer investasi sebesar Rp1.750.
Ilustrasi investor pria pemuda sedang memegang handphone smartphone gadget mengecek portofolio keuntungan dari hasil investasi reksadana saham obligasi surat berharga negara secara online dengan transaksi pembayaran - Apa yang kita pertimbangkan ketika memilih produk reksadana untuk investasi? Jawaban yang sering muncul adalah kinerja historis, alias pergerakan reksadana dan kaitannya dalam memberikan keuntungan di masa lampau. Karena itu, sebelum memilih berinvestasi di reksadana sebaiknya investor melakukan penilaian terhadap kinerja yang ingin dimilikinya. Dalam memilih produk reksadana, investor perlu mempertimbangkan tujuan investasi dan horizon jangka waktu dari tujuan tersebut. Terkait dengan hal itu, maka dasar pemilihan reksadana tidak melulu kinerja atau return reksadana sebagai indikator yang paling banyak digunakan secara umum. Dengan demikian, memilih reksadana harus hati-hati. Sebab, kalau seleksi hanya berdasarkan kinerja historis saja tanpa melihat pergerakan naik-turun fluktuasi lebih jauh dari reksadana yang bersangkutan, justru bisa mendorong pemilihan produk yang kurang sesuai dengan profil risikonya. Berikut beberapa cara untuk menganalisis kinerja reksadana dengan benar 1. Bandingkan reksadana dengan benchmark yang tepat Informasi pertama yang perlu dianalisis terkait kinerja reksadana ialah return dibandingkan dengan tolok ukur yang sesuai. Misalnya, jika Anda ingin melihat seberapa baik kinerja reksadana Anda, yang terbaik adalah membandingkannya dengan pengembalian rata-rata dari jenis reksadana yang sama. Perhatikan bahwa salah satu reksadana Anda mengalami penurunan nilai yang besar tetapi reksadana yang lain kinerjanya baik dalam jangka waktu tertentu, ini bukan indikasi bahwa reksadana yang sedang menurun harus dibuang dari portofolio Anda. Lihatlah jenis dan kategori reksadana yang sama terlebih dahulu untuk memahami apakah reksadana dalam kategori tersebut memiliki kinerja yang serupa. Anda juga dapat menggunakan indeks untuk benchmark. Sebagai contoh, jika reksadana tersebut banyak dialokasikan ke dalam saham, patokan yang baik adalah Indeks Harga Saham Gabungan IHSG. Jika IHSG turun 10 persen selama periode tertentu, namun reksadana Anda “hanya” turun 8 persen, hal tersebut seharusnya tidak perlu membuat Anda khawatir dengan kinerja reksadana Anda, karena secara umum kinerja pasar saham sedang kurang baik. 2. Ketahui kapan kinerja reksadana bagus bisa menjadi buruk Jika Anda berinvestasi dalam reksadana, terutama reksadana saham, kemungkinan Anda berencana untuk menahannya setidaknya selama tiga tahun atau lebih. Namun, bukan berarti return jangka pendek, katakanlah 1 tahun, tidak relevan. Bahkan return 1 tahun untuk reksadana yang sangat tinggi dibandingkan dengan dana lain dalam kategorinya dapat menjadi sinyal peringatan. Ya, kinerja yang kuat bisa menjadi indikator negatif. Ada beberapa alasan, salah satu alasannya adalah bahwa return yang luar biasa tinggi bersifat abnormal. Alasan lain untuk tetap menghindar dari kinerja jangka pendek yang tinggi adalah karena hal ini akan menarik investor untuk berinvestasi di reksadana tersebut. Jumlah uang yang lebih kecil akan lebih mudah dikelola dibandingkan dengan jumlah yang lebih besar. Lebih banyak investor berarti lebih banyak uang. Reksadana yang memiliki kinerja di tahun tertentu yang hebat bukan berarti akan memiliki kinerja yang sama di tahun selanjutnya. Bahkan, peningkatan dana kelolaan yang besar bisa sangat merusak prospek reksadana untuk kinerja masa depan. Inilah sebabnya mengapa manajer investasi yang baik menutup dana untuk investor. 3. Fokus pada periode 5 dan 10 tahun untuk kinerja reksadana Sebagai contoh, mungkin seorang fund manager memiliki filosofi investasi konservatif yang mengarah pada kinerja relatif lebih tinggi selama kondisi ekonomi yang buruk, tetapi kinerja relatif lebih rendah dalam kondisi ekonomi yang baik. Kinerja reksadana bisa terlihat kuat atau lemah sekarang, tetapi apa yang mungkin terjadi dalam 2 atau 3 tahun ke depan? Mempertimbangkan fakta bahwa kondisi pasar terus berubah, kita dapat menilai reksadana dari setiap perubahan arah pasar. Kemudian biasanya setiap fund manager memiliki gaya dan strategi masing-masing, namun dalam meracik investasinya harus sesuai dengan ketentuan yang ada dalam prospektus. Misalnya, sebagian besar siklus ekonomi siklus yang terdiri dari periode resesi dan pertumbuhan adalah 5 hingga 7 tahun. Juga, selama periode 5-7 tahun, paling tidak ada satu tahun di mana ekonomi lemah atau dalam resesi dan pasar saham merespons secara negatif. Kemudian selama periode 5 sampai 7 tahun yang sama kemungkinan ada setidaknya 4 atau 5 tahun di mana ekonomi dan pasar positif. Jika Anda menganalisis reksadana dan tingkat pengembalian 5 tahun lebih tinggi dari sebagian besar reksadana sejenis, maka reksadana tersebut bisa Anda koleksi. Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal investor. Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito. Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. KA01/AM *** Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK? - Daftar jadi nasabah, klik tautan ini - Beli reksadana, klik tautan ini - Pilih reksadana, klik tautan ini - Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS DISCLAIMER Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Contohmenganalisis harga saham murah atau mahal: Perusahaan A. Price = Rp 1.000. EPS per tahun = Rp 100. PER = Rp 1.000 : Rp 100 = Rp 10. Jika harga saham (price) tidak berubah, dan tetap menghasilkan laba per saham Rp 100 setiap tahun, maka break even point atau BEP-nya dalam waktu 10 tahun. Perusahaan B. Price = Rp 500.
Siapa bilang dalam berinvestasi harus selalu bermodal besar? Bagi pemodal kecil, kamu tetap bisa berinvestasi melalui reksa dana. Wahana investasi satu ini dapat menjadi alternatif bagi para pemodal yang tidak memiliki banyak waktu hingga terbatasnya pengetahuan dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Dengan adanya reksadana, peran pemodal lokal untuk berinvestasi diharapkan dapat mengalami peningkatan di pasar modal Indonesia. Tertarik untuk berinvestasi jenis ini? Yuk, telusuri dulu berbagai informasi lengkap tentang reksadana bersama Qoala! Sumber foto Natee K Jindakum via Shutterstock Sebelum membahas lebih jauh, kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa itu reksadana dan beberapa pengertian dari istilah seputar investasi berikut ini. Apa itu reksa dana? Dalam Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat 27, kamu bisa menemukan pengertian yang menjelaskan bahwa reksa dana adalah sebuah wadah yang dipergunakan untuk membuat himpunan dana dari masyarakat sebagai pihak pemodal yang kemudian diinvestasikan ke dalam bentuk portofolio efek oleh Manajer Investasi. Jadi, kamu tidak perlu lagi mengelola uang secara langsung karena telah ada tim investasi profesional yang akan membantu mengelola dana milikmu. Secara harfiah, pengertian reksa dana juga sama persis dengan terjemahan katanya dalam Bahasa Inggris yang adalah mutual fund. Apa itu portofolio efek? Jika kita membicarakan tentang portofolio efek, kita tentunya perlu memahami terlebih dahulu tentang istilah efek dalam ranah investasi dan keuangan. Efek adalah sebutan untuk surat-surat berharga seperti saham, surat utang, reksadana, tanda bukti utang, obligasi, dan lain sebagainya. Jadi, bisa kita simpulkan bahwa portofolio efek adalah sebuah kumpulan dari berbagai efek atau surat-surat berharga yang dimiliki oleh seseorang atau suatu badan. Melalui portofolio efek inilah, reksadana menempatkan investasi yang merupakan bentuk kekayaannya. Namun, dengan adanya portofolio efek, reksadana tidak boleh terkonsentrasi atau dengan kata lain perlu melakukan diversifikasi investasi ke berbagai instrumen. Sebagai contoh, reksadana saham tidak boleh hanya ada pada satu saham saja sehingga wajib untuk melakukan investasi di berbagai perusahaan. Apa itu Manajer Investasi MI? Manajer Investasi MI adalah pihak bisa perorangan maupun perusahaan yang melakukan pengelolaan terhadap portofolio efek secara profesional berdasarkan kebijakan investasi yang sudah disepakati serta bertanggung jawab atas kinerja reksadana tersebut. Tugas dan tanggung jawab Manajer Investasi tidak hanya untuk mengelola aset nasabah, tapi juga memutuskan instrumen investasi mana yang perlu dibeli, memutuskan kapan instrumen harus dijual atau dilepas, hingga melaporkan kondisi aset nasabah secara harian. Oleh karena itu, tujuan adanya Manajer Investasi adalah agar para investor yang sudah mempercayakan dananya kepada mereka dapat memperoleh keuntungan. Untuk menggunakan jasa Manajer Investasi, para pemodal perlu membayar biaya jasa ke Manajer Investasi. Sebelumnya, para pemodal juga harus memperhatikan standar kualifikasi minimum yang telah ditetapkan oleh regulator bagi seseorang untuk menjadi Manajer Investasi. Cara Kerja Reksadana Sumber foto one photo via Shutterstock Reksadana merupakan paket investasi yang di dalamnya terdapat pasar uang, obligasi, atau saham. Dalam praktiknya, cara kerja reksa dana terbilang simple bagi para pemodal karena paket investasi ini akan dikelola oleh ahli keuangan, yaitu Manajer Investasi yang telah berpengalaman di pasar modal. Dalam tahap pengelolaan tersebut, uang yang dimiliki oleh para pemodal akan dikumpulkan untuk kemudian diinvestasikan ke dalam beberapa aset oleh Manajer Investasi. Umumnya, investasi akan dipecah ke dalam beberapa instrumen atau perusahaan untuk mencegah terjadinya kerugian. Sebagai contoh, apabila kinerja Aset A tidak memiliki performa yang bagus, investasi akan tetap aman karena kamu masih memiliki Aset B, Aset C, hingga instrumen lain yang telah diatur oleh Manajer Investasi. Nantinya, keuntungan akan didapatkan oleh para pemodal dari kenaikan harga per unit reksadana atau yang disebut dengan istilah Net Asset Value NAV. Dengan saluran yang luas, cara kerja reksadana secara keseluruhan tergolong mudah diakses sehingga dapat mempermudah kamu dalam mempelajari informasi terkait alur investasi, kondisi kesehatan perusahaan, hingga kelebihan dan keuntungan alurnya. Manfaat dan Keuntungan Benefit dari Reksa Dana Sumber foto Mentari Merah Studio via Shutterstock Ada berbagai manfaat, keuntungan benefit, hingga kelebihan yang bisa kamu rasakan dari melakukan pembelian reksadana, seperti 1. Harga yang lebih terjangkau Sebagai sebuah himpunan yang terdiri dari banyaknya pemodal, investasi jenis ini akan menghasilkan biaya transaksi yang efisien pula. Oleh sebab itu, biaya transaksinya pun akan jauh lebih rendah ketimbang investor yang melakukan investasi secara langsung di bursa efek. 2. Lebih mudah dan sederhana Salah satu manfaat dari reksadana adalah kamu tidak perlu memikirkan pengelolaan uangmu. Sebab, ketika kamu berinvestasi melalui reksadana, uang kamu sudah dikelola oleh Manajer Investasi. Sehingga, kamu tidak perlu lagi menghadapi rumitnya cara hingga strategi untuk berinvestasi. Pasalnya, menentukan saham-saham yang baik untuk dibeli bukanlah suatu hal yang mudah. Sementara, tidak semua pemodal memiliki pengetahuan dan keahlian tersebut. 3. Efisiensi waktu Investasi jenis ini yang didukung dengan pengelolaan yang dilakukan oleh Manajer Investasi profesional sehingga pemodal dapat menghemat waktu tanpa perlu repot-repot untuk selalu memantau kinerja investasinya. 4. Risiko lebih rendah karena ada diversifikasi investasi Kelebihan reksadana lainnya adalah adanya kemungkinan risiko yang tidak terpusat pada satu jenis investasi saja atau tersebar dengan adanya metode diversifikasi. Sebagai contoh, apabila reksadana kamu menempatkan dana investasi di 25 perusahaan dan 3 di antaranya mengalami risiko loss kerugian, pemodal tidak perlu khawatir karena masih ada kemungkinan risiko gain keuntungan di 22 perusahaan lainnya. 5. Keamanan lebih terjamin Selain risiko yang lebih rendah, reksadana terbilang lebih aman karena dikelola oleh manajemen profesional. Manajer investor memiliki keahlian khusus dan telah melalui standarisasi tertentu sebelum membantumu dalam bidang pengelolaan dana. 6. Likuiditas yang tinggi Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya. Bila sebuah perusahaan memiliki likuiditas yang tinggi, maka perusahaan tersebut dapat dipercaya karena mampu membayar kewajiban jangka pendek sangat baik. Dengan likuiditas tinggi ini pula, investor dapat mencairkan Unit Penyertaannya kembali setiap saat sesuai dengan ketetapan yang dibuat masing-masing reksadana. 7. Informasi yang transparan Jenis investasi ini akan memberikan informasi perkembangan portofolio serta biaya dengan jelas secara berkelanjutan. Manajer Investasi wajib mengumumkan Nilai Aktiva Bersih setiap hari di surat kabar, menerbitkan laporan keuangan tengah tahunan dan tahunan, serta prospektus yang dilakukan secara teratur. Dengan adanya informasi yang transparan, para investor atau pemegang Unit Penyertaan dapat memantau keuntungan, biaya, risiko, serta perkembangan investasinya setiap saat. 8. Potensi return yang tinggi Jika kamu menginginkan jenis investasi yang menjamin investor dalam mempersiapkan masa pensiun atau investasi yang keuntungannya dapat dinikmati dalam jangka panjang, reksadana bisa kamu pilih. Dengan potensi return yang tinggi, pilihan investasi satu ini juga memungkinkan kamu untuk mempersiapkan dana pendidikan dan berbagai rencana jangka panjang lainnya demi masa depan. Jenis Reksa Dana Sumber foto Marta Design via Shutterstock Bingung memilih macam-macam reksadana yang ada di pasaran? Berikut ini adalah beberapa jenis reksa dana yang bisa kamu pilih untuk menginvestasikan uang di instrumen investasi yang relatif aman ini, di antaranya Reksa dana pasar uang Reksa dana pasar uang adalah jenis reksadana yang seluruh uangnya diinvestasikan di instrumen pasar uang, seperti Sertifikat Bank Indonesia SBI, deposito berjangka, dan obligasi dengan masa jatuh tempo kurang dari satu tahun. Jenis ini cenderung lebih aman karena reksa dana dalam pasar uang tidak dikenakan biaya pembelian maupun penjualan kembali. Potensi tingkat pengembaliannya pun lebih tinggi ketimbang rekening tabungan atau rekening koran. Meski demikian, dengan risiko yang terbilang kecil, keuntungannya pun juga relatif lebih kecil ketimbang jenis investasi lainnya. Namun, stabilitasnya tidak perlu diragukan lagi. Sebab, reksadana ini dipengaruhi dengan adanya deposito yang membayarkan bunga tetap sesuai perjanjian dengan penerbitnya. Pembayaran bunga obligasi jangka pendek maupun deposito dapat meningkatkan harga NAB/unit reksadana pasar uang yang kemudian akan membuat peningkatan harga reksadana menjadi stabil. Reksa dana pendapatan tetap reksadana obligasi Reksa dana pendapatan tetap atau reksadana obligasi adalah jenis reksadana yang sebagian besar alokasi investasinya terdiri dari surat utang obligasi atau surat berharga dengan besaran minimal 80% dari Assets Under Management AUM reksadana dan sisanya adalah produk pasar uang. Reksadana ini memiliki tingkat pengembalian yang stabil karena memiliki aset surat utang obligasi yang memberikan keuntungan berupa kupon secara rutin. Surat utang atau obligasi bisa berupa obligasi pemerintah atau korporasi perusahaan. Imbal hasil atau return-nya pun lebih tinggi ketimbang reksadana pasar uang dan umumnya bisa naik lebih dari 10% tiap tahun. Jenis reksadana ini cocok dipilih bagi yang menginginkan investasi jangka waktu menengah mulai 1 hingga 3 tahun atau untuk para investor yang ingin investasi modal awal atau pokok investasinya aman, tapi tetap bisa mendapat untung. Reksa dana saham Reksa dana saham adalah jenis reksadana yang menempatkan dana investasi pada saham minimal sebesar 80% dan sisanya dialokasikan ke pasar uang. Potensi untuk mendapatkan keuntungannya paling besar jika dibandingkan dengan reksadana lain. Namun, perlu diingat juga bahwa dengan tingginya kemungkinan untuk mendapat keuntungan, tinggi pula risiko yang ada alias high risk, high return. Seiring dengan kemajuan zaman, kemudahan membeli reksadana saham dapat dilakukan secara online, bahkan melalui e-commerce. Reksadana saham cocok bagi pemodal yang ingin berinvestasi dalam jangka waktu panjang, yakni lebih dari 5 tahun. Reksa dana campuran Reksa dana campuran atau hybrid funds adalah jenis reksadana yang terdiri dari gabungan antara saham, obligasi surat utang dan pasar uang. Kombinasi antara efek ekuitas saham dan efek utang obligasi ini masing-masing besarannya tidak boleh ada yang melebihi 79% Nilai Aktiva Bersih. Umumnya, jenis reksadana ini diperuntukkan bagi investor yang ingin mendapatkan imbal-hasil dari instrumen-instrumen saham dan pendapatan tetap, akan tetapi risikonya terbilang cukup tinggi. Namun, jika berhasil, keuntungannya akan sangat tinggi pula. Dari satu tahun ke tahun berikutnya, tingkat pengembalian hasil investasinya tergolong fluktuatif, tapi pertumbuhan dananya relatif lebih stabil jika dibandingkan dengan reksadana saham. Sebagai catatan, jangka waktu untuk reksadana campuran adalah 3 hingga 5 tahun. Reksa dana terproteksi Reksa dana terproteksi adalah jenis reksadana yang menempatkan dana yang ada ke dalam instrumen obligasi yang memberikan perlindungan atas nilai investasi pada saat jatuh temponya. Reksadana terproteksi memberikan proteksi atas Nilai Investasi Awal dari pemegang Unit Penyertaan melalui mekanisme pengelolaan portofolionya dengan menginvestasikan dana pada Efek Bersifat Utang yang masuk kategori layak investasi investment grade, sehingga nilai Efek Bersifat Utang pada saat jatuh tempo sekurang-kurangnya dapat menutupi jumlah nilai yang terproteksi. Sesuai namanya, reksadana ini memiliki keunggulan dalam tingkat perlindungannya yang tinggi, yaitu sebesar 100% pada pokok nilai investasinya jika kamu akan mencairkan dana sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati. Selain itu, Imbal hasilnya pun lebih terukur dalam jangka waktu investasi tertentu. Reksa Dana Index RDI Reksa Dana Index RDI mirip dengan saham karena instrumen ini bisa diperjual-belikan di bursa yang disebut ETF Exchange Traded Fund dan harganya pun cukup fluktuatif. Namun, biasanya, reksadana ini berisi index tertentu yang dikelola secara pasif yang artinya tidak ada jual beli di bursa, kecuali ada yang berlangganan baru atau melakukan penebusan. Aset harus diinvestasikan sesuai dengan aset-aset pada indeks acuan untuk mendapatkan hasil investasi yang mirip dengan indeks acuan tersebut, baik indeks obligasi maupun indeks saham. Reksadana index cocok untuk pemodal yang menginginkan transparansi investasi dan memilih pengelolaan secara pasif untuk hasil yang lebih maksimal. RDI juga dapat dibeli dan dijual sewaktu-waktu di bursa saham pasar modal. Reksa Dana Penyertaan Terbatas RDPT Reksa dana penyertaan terbatas adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari Pemodal Profesional yang selanjutnya diinvestasikan oleh Manajer Investasi pada portofolio efek atau portofolio yang berkaitan langsung dengan proyek, seperti sektor riil, sektor infrastruktur, dan lain-lain. Berbeda dari reksadana pada umumnya, Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif RDPT hanya ditawarkan secara terbatas hanya kepada Pemodal Profesional dan dilarang ditawarkan secara ritel melalui Penawaran Umum. RDPT dilarang untuk dimiliki oleh 50 pihak atau lebih. Oleh karena itu, penjualannya dilakukan eksklusif secara langsung oleh Manajer Investasi. Contoh Produk Reksadana Sumber foto iQoncept via Shutterstock Ingin memulai berinvestasi dalam bentuk reksadana? Ketahui dulu beberapa contoh produk reksadana, termasuk reksa dana syariah terbaik berdasarkan data Bibit – per Juli 2020 berikut ini Reksadana Saham BNP Paribas Solaris Manulife Dana Saham Kelas A TRAM Infrastructure Plus Simas Syariah Unggulan Eastspring Investment Value Discovery Kelas A Reksadana Obligasi Mandiri Investasi Obligasi Manulife Obligasi Unggulan Majoris Obligasi Utama Indonesia ITB Harmoni BNI-AM ABF Indonesia Bond Index Fund Reksadana Pasar Uang Sucorinvest Sharia Money Market Fund Sucorinvest Money Market Fund Majoris Pasar Uang Syariah Manulife Dana Kas II Principal Cash Fund Reksadana Syariah Saham Manulife Syariah Sektoral Amanah Kelas A Mandiri Investa Atraktif-Syariah TRIM Syariah Saham Reksadana Syariah Obligasi Bahana MES Syariah Fund Majoris Sukuk Negara Indonesia Eastspring Syariah Fixed Income Amanah Kelas A Reksadana Syariah Pasar Uang Sucorinvest Sharia Money Market Fund Schroders Dana Likuid Shariah BNI-AM Dana Lancar Syariah Tingkat Keamanan dalam Investasi Reksadana Sumber foto Montri Thipsorn via Shutterstock Investasi memang bisa mendatangkan keuntungan, tetapi ada pula risiko yang menyertainya. Hal ini kerap membuat orang awam takut dan khawatir tentang keamanan investasi mereka. Namun, kamu juga perlu membedakan antara risiko dan keamanan. Jika kita bicara soal tingkat keamanan, investasi reksadana tergolong lebih aman dan terjamin ketimbang berbagai jenis investasi lainnya. Berikut ini adalah penjelasannya Investasi dikelola oleh Manajer Investasi MI yang profesional Sebelum melakukan investasi reksadana, kamu tentunya perlu memilih Manajer Investasi terbaik. Apabila Manajer Investasi tersebut profesional, dapat dipastikan bahwa investasi reksadana terjamin keamanannya. Umumnya, seorang Manajer Investasi telah mendapatkan standarisasi tertentu yang membuat mereka memiliki track record yang baik, mampu memberikan informasi produk reksadana secara transparan, serta mempunyai kredibilitas tinggi. Tingkat keamanan reksadana milikmu juga akan lebih terjamin lagi apabila Manajer Investasi tersebut memiliki partner atau rekanan bank internasional dan telah memenangkan penghargaan atas kinerjanya. Resmi diatur dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan OJK Investasi reksadana memiliki legalitas secara hukum dan tentunya terjamin karena resmi diatur dan diawasi oleh pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan OJK. Bahkan, kini OJK juga mulai melakukan pengawasan terhadap berbagai perusahan hingga produk keuangan berbasis teknologi fintech/financial technology yang menawarkan platform untuk berinvestasi di reksadana. Kamu tidak perlu khawatir karena semua hal yang berkaitan dengan ranah reksadana pasti mendapat pengawasan OJK, mulai dari produk reksadana itu sendiri, Manajer Investasi yang mengelolanya, agen penjual reksadana yang menyalurkan produk, hingga Bank Kustodian yang menyimpan uang investor. Dana disimpan di Bank Kustodian atau bank umum dengan fungsi kustodian Bank Kustodian atau disingkat kustodian adalah suatu lembaga yang bertanggung jawab untuk mengamankan aset keuangan dari suatu perusahaan maupun perorangan. Di sanalah dana yang ada pada reksadana disimpan secara aman. Selain Bank Kustodian, dana juga dapat disimpan di bank umum yang mendapatkan izin untuk melakukan fungsi kustodian penyimpanan dari OJK. Maka dari itu, kamu tidak perlu khawatir apabila dana investasi akan disalahgunakan atau dibawa kabur oleh Manajer Investasi maupun APERD tempat kamu membeli reksadana. Kinerja Manajer Investasi diawasi oleh Bank Kustodian Dalam pelaksanaan investasi reksadana, Bank Kustodian juga mengawasi aktivitas MI. Sehingga, jika MI menyalahi aturan dalam pengelolaan uang investor, maka Bank Kustodian berhak memberikan peringatan. Oleh karena itu, pastikan kamu memilih perusahaan reksadana aman yang bekerja sama dengan MI profesional. Risiko dan Kekurangan Reksadana Sumber foto Olivier Le Moal via Shutterstock Berinvestasi tentunya tidak terlepaskan dari adanya risiko. Seperti jenis-jenis investasi lainnya, risiko tersendiri juga ada pada reksadana. Meski lebih kecil dari investasi saham, nilai risikonya lebih besar dari investasi lain seperti di investasi emas, produk properti, ataupun produk deposito. Selain kelebihan, inilah beberapa risiko dan kekurangan reksadana, antara lain Risiko berkurangnya nilai Unit Penyertaan Unit Penyertaan adalah satuan yang menunjukkan kepemilikan pemodal di dalam reksadana. Jumlah Unit Penyertaan akan tetap selama pemodal tidak melakukan transaksi. Banyaknya Unit Penyertaan tergantung dari harga NAB/Unit pada hari saat pemodal membeli reksadana tersebut. Nah, dalam wahana investasi jenis ini, sangat mungkin terjadi risiko berupa berkurangnya nilai Unit Penyertaan akibat turunnya harga dari efek, seperti saham, obligasi, dan surat-surat berharga lainnya yang masuk ke dalam portofolio reksadana tersebut. Risiko penurunan Nilai Aktiva Bersih NAB Nilai Aktiva Bersih NAB adalah jumlah total nilai investasi atau dana kelolaan yang dikelola oleh Manajer Investasi atas produk reksa dana yang dimiliki pemodal. Risiko penurunan Nilai Aktiva Bersih NAB disebabkan oleh harga pasar instrumen investasi yang mengalami penurunan dibandingkan dari harga pembelian awal. Penyebab penurunan harganya pun bisa beragam, mulai dari kinerja bursa saham yang kurang baik, kinerja emiten yang memburuk, situasi politik maupun ekonomi yang kurang stabil, hingga berbagai faktor pendukung lainnya. Risiko likuiditas Risiko likuiditas merupakan kesulitan yang dihadapi oleh Manajer Investasi apabila sebagian besar pemegang unit melakukan penjualan kembali redemption atas unit-unit yang dipegangnya. Penarikan dana dalam jumlah besar dalam waktu yang sama tersebut dapat membuat Manajer Investasi mengalami rush atau kesulitan dalam menyediakan uang tunai atas redemption atau pengembalian tersebut. Risiko tersebut mungkin terjadi akibat adanya faktor negatif yang cukup besar, seperti situasi politik dan ekonomi negara yang memburuk, adanya kebangkrutan atau penutupan beberapa emiten, atau bahkan dilikuidasinya Manajer Investasi sebagai pengelola reksadana. Risiko default Risiko default merupakan salah satu masalah yang mungkin terjadi ketika Manajer Investasi membeli obligasi milik emiten yang ternyata mengalami kesulitan finansial, padahal kinerja perusahaan tersebut sebelumnya masih baik-baik saja. Akibatnya, pihak emiten pun terpaksa tidak membayar kewajibannya. Risiko pasar Risiko pasar juga mungkin terjadi ketika kamu berinvestasi dalam reksadana. Umumnya, penyebab risiko pasar adalah harga instrumen investasi mengalami penurunan akibat menurunnya kinerja pasar saham secara drastis. Risiko wanprestasi Bisa dibilang, dari semua risiko yang ada, risiko wanprestasi merupakan risiko terburuk yang mungkin saja terjadi ketika kamu berinvestasi. Kondisi ini bisa timbul ketika perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan reksadana tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan—meliputi wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan reksadana, pialang, Bank Kustodian, agen pembayaran, atau bencana alam—yang dapat menyebabkan penurunan Nilai Aktiva Bersih NAB. Cara Menghitung Profit dalam Reksa Dana Sumber foto sasirin pamai via Shutterstock Siapa sih yang tidak ingin mencapai profit ketika berinvestasi? Semua orang tentu menginginkannya. Meski investasi reksadana sudah dikelola oleh Manajer Investasi, tapi kamu juga harus memiliki administrasi sendiri setiap kali bertransaksi. Lalu, bagaimana cara menghitung keuntungan dalam reksadana? Hitung jumlah unit penyertaan dikali harga terkini reksadana Kurangi hasil perhitungan langkah pertama dengan modal investasi jika hasil pengurangannya plus berarti untung, dan jika hasil pengurangannya minus berarti rugi Misalnya, pada tanggal 1 Januari 2020, Qoco membeli reksadana QQQ dengan NAB/UP sebesar Dengan uang sebesar Qoco mendapat Unit Penyertaan sebanyak 357 Unit. Contoh 1 Pada tanggal 1 Februari 2020, NAB/UP sebesar Berapa keuntungan reksadana Qoco di tanggal 1 Februari 2020? Langkah pertama Qoco sebelumnya memiliki Unit sebesar 357 x = Langkah kedua jumlah investasi terkini – jumlah investasi awal = – = Rp Qoco mendapat keuntungan sebesar dalam 1 bulan. Contoh 2 Jika Qoco secara berkala melakukan investasi selama 1 tahun dan bertujuan ingin menjualnya pada awal tahun 2021, maka nilai NAB/UP dihitung rata-ratanya. Contoh, rata-rata NAB/UP sebesar dan jumlah keseluruhan unit yang dimiliki sebesar unit. Apabila Qoco menjual reksadananya pada tanggal 4 Januari 2021 dengan NAB/UP maka keuntungan yang didapat adalah dengan perhitungan sebagai berikut Langkah pertama jumlah unit x rata-rata NAB/UP = x = Langkah kedua jumlah investasi terkini – jumlah investasi sebelumnya = x – Rp. = Sehingga, hasil investasi Qoco selama satu tahun dalam reksadana saham QQQ memperoleh keuntungan sebesar Profil Risiko Reksadana Sumber foto GreenTree via Shutterstock Profil risiko reksadana adalah gambaran tingkat risiko yang sanggup ditanggung oleh pemodal dalam berinvestasi di reksadana. Secara umum, profil risiko reksadana terbagi atas 3 jenis, yaitu Konservatif Profil konservatif biasanya menanamkan uangnya secara mayoritas di reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap. Sebab, pada umumnya, tingkat toleransi pemodal terhadap risiko investasi yang mungkin terjadi tergolong rendah. Moderat Profil moderat biasanya menanamkan uangnya secara mayoritas di reksadana campuran. Umumnya, pemodal dengan profil risiko moderat memiliki tingkat toleransi menengah terhadap risiko investasi yang bisa terjadi, sudah bisa menerima jika terjadi kerugian investasi, siap bertanggung jawab atas keputusan sendiri, dan sudah mulai tahu apa yang harus dilakukan dalam berinvestasi reksadana demi mendapatkan imbal yang lebih, tapi tetap meminimalkan risiko yang bisa terjadi. Agresif Profil agresif menanamkan uangnya secara mayoritas di reksadana saham. Umumnya, pemodal dengan profil risiko agresif memiliki tujuan finansial yang cukup panjang dan punya modal khusus untuk investasi reksadana. Agen Penjual Reksadana Online dan Offline Sumber foto Song_about_summer via Shutterstock Jika dulu Agen Penjual Reksa Dana APERD identik dengan bank saja, kini kamu bisa membeli reksadana baik secara online maupun offline melalui perusahaan sekuritas, perusahaan asuransi, perusahaan pos dan giro, perusahaan pegadaian, perusahaan pembiayaan, hingga dana pensiun. Hal tersebut dilandasi oleh peraturan OJK Nomor 39/ Tentang Agen Penjual Efek Reksa Dana, ada keleluasaan dalam pendirian perusahaan APERD. Beberapa bank BUMN terkemuka di Indonesia yang menawarkan investasi reksa dana adalah Mandiri, BRI, dan BNI. Sementara untuk bank swasta, kamu bisa membeli reksa dana di BCA. Namun, bila kamu lebih berniat untuk berinvestasi sambil berasuransi, kamu dapat memiliki reksa dana di Manulife Indonesia melalui pilihan produk unit link yang terdiri dari kombinasi investasi dan proteksi. Tidak hanya itu saja, seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang pesat serta adanya relaksasi aturan dari OJK mengenai Prinsip Mengenal Nasabah Know Your Customer atau KYC, proses pembukaan rekening untuk berinvestasi reksadana pun dapat dilakukan secara elektronik untuk memudahkan proses pemasaran. Investasi reksadana pun kini tidak lagi memiliki stigma yang mahal. Pasalnya, biaya yang ditawarkan tergolong rendah dan terjangkau. Misalnya, kamu bisa melakukan pembelian reksadana online dengan minimum investasi mulai dari di berbagai e-commerce ataupun marketplace di Indonesia. Kamu bisa membeli reksa dana di Tokopedia atau melalui platform reksadana di Bibit. Bermodal ponsel dan dana yang tidak perlu terlalu besar, kamu bisa langsung memiliki investasi reksadana dengan cepat dan praktis melalui aplikasi berbasis teknologi. Cara Memilih Reksa Dana Terbaik Sumber foto NicoElNino via Shutterstock Bila kamu ingin memulai investasi reksadana, pastikan kamu telah mengetahui dan memahami berbagai cara dalam memilih reksadana terbaik berikut ini Pilih platform dengan pilihan lengkap Platform merupakan tempat pemodal membeli reksadana. Pastikan kamu memilih platform yang menawarkan pilihan produk reksadana yang lengkap serta memiliki track record dan kredibilitas yang baik. Pastikan kinerja reksadana dengan kenaikan NAV terbaik Kinerja reksadana dilihat dari kenaikan harga unit NAV. Kamu bisa mengetahuinya dari fund fact sheet, lalu dilihat dari grafik histori pergerakan NAV. Cara lainnya adalah dengan menggunakan fitur filter dari platform pilihanmu. Ketahui tingkat return Semakin tinggi keuntungan yang bisa diperoleh tentunya lebih baik. Caranya, kamu bisa membandingkan return reksadana dengan reksadana sejenis atau dengan melihat pertumbuhan reksadana tersebut dengan benchmark yang sesuai, seperti dengan IHSG. Cek juga apakah return dari investasi yang dilakukan setara dengan risiko yang diambil. Pertimbangkan tingkat risiko Makin besar keuntungan semakin besar pula risikonya high return, high risk. Untuk itu, kamu harus mengetahui seberapa besar kemungkinan terburuk yang bisa terjadi. Cek indikator risiko penurunan dari suatu reksadana selama jangka waktu tertentu secara berkala agar kamu dapat mengukur apakah risiko reksadana ini masih bisa kamu terima. Ketahui dana kelolaan AUM Asset Under Management atau dana kelolaan dapat digunakan untuk mengukur seberapa besar reksadana dapat dipercaya oleh investor. Logikanya, semakin besar dana kelolaan, maka makin tinggi pula tingkat kepercayaan investor terhadap kualitas manajemennya. Pilih expense ratio yang rendah, tapi tetap logis Expense ratio merupakan pengukuran atas seberapa besar biaya yang dikeluarkan untuk mengelola reksadana. Hal ini mencakup management fees, biaya kustodian, biaya trading, hingga biaya marketing. Expense ratio yang dapat ditekan seminimal mungkin menandakan kepkepiawaian Manajer Investasi dalam mengelola reksadana untuk investornya secara efektif dan efisien. Lihat sejarah kinerja reksadana Hal ini penting untuk melihat kredibilitasnya. Namun, jangan salah kaprah. Sebab, kinerja reksadana yang baik di masa lalu tidak menjadi jaminan bahwa akan selalu baik di saat ini maupun masa depan. Selaraskan reksadana dengan tujuan investasi Masing-masing orang memiliki alasan dan tujuan yang berbada-beda dalam berinvestasi. Untuk itu, tetapkan tujuanmu agar dapat memilih reksadana yang paling selaras untuk menuju ke goal tersebut. Riset pihak pengelola atau Manajer Investasi yang profesional Pastikan kamu memilih Manajer Investasi yang memiliki track record yang baik, mampu memberikan informasi produk reksadana secara transparan, serta mempunyai kredibilitas tinggi. Sesuaikan dengan kemampuan keuangan Investasi memang penting, tapi bukan segalanya. Sehingga, sangat penting bagi kamu untuk lebih bijak dalam menaruh dana dalam berinvestasi. Pastikan nominalnya sesuai dengan kemampuan dan kondisi finansialmu. Jadi, apakah kamu sudah yakin untuk mulai berinvestasi dengan memiliki reksa dana terbaik? Terlebih bila kamu tergolong pemula di dunia investasi atau kamu seorang milenial, reksadana dapat menjadi alternatif tepat. Ingin mengetahui informasi lainnya seputar keuangan, investasi, hingga asuransi—mulai dari asuransi jiwa hingga asuransi kesehatan—untuk menambah ilmu demi keamanan kondisi finansialmu? Temukan jawabannya di Qoala!
Nilaihaircut ini berasal dari fee/komisi jual beli saham. Semakin besar transaksi yang Anda lakukan, tentunya fee yang harus Anda keluarkan juga semakin besar. Nilai haircut sendiri menjadi sebuah kebijakan risk manajemen pihak Sekuritas. Karena harga jual saham/efek dalam bursa resmi sangat dinamis, maka risikonya pun tinggi.
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID CeT2_IQMA8MmSLHFBEmJZfDYxZ6sldlOfeXt_6BemI0q1vYeCUZgEA==

Totalkekayaan bersih ini merupakan jumlah dana yang dikelola oleh MI atau manajer investasi produk reksadana dan kemudian dihitung setiap harinya berdasarkan hari perdagangan bursa. NAB adalah harga bersih dari dana yang dikelola setelah dikurangi biaya operasional. Nantinya, NAB dipublikasikan ke media-media agar diketahui oleh khalayak umum.

Menghitung harga wajar saham merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh investor untuk mengetahui berapa nilai yang pantas sebuah saham. Dengan mengetahui apakah sebuah saham sedang undervalued atau overvalued, seorang investor dapat dengan mudah menganalisis valuasi perusahaan dan menentukan emiten mana yang layak dikoleksi. Untuk menentukan nilai wajar sebuah saham, seorang investor perlu melakukan analisis fundamental saham dengan menggunakan metode nilai intrinsik ala Benjamin Graham dan menganalisis rasio keuangan perusahaan. Rasio Keuangan Dalam Menghitung Harga Wajar Saham Untuk mengetahui apakah sebuah saham sudah dihargai sesuai atau tidak, para investor, baik pemula maupun profesional, sering menggunakan beberapa rasio keuangan. Rasio keuangan tersebut antara lain meliputi EPS, PBV, PER, dan ROE, yang memungkinkan investor untuk memperoleh informasi tentang kinerja perusahaan baik dalam tahun berjalan maupun periode sebelumnya. Untuk investor pemula, sangat disarankan untuk memahami perhitungan rasio keuangan ini agar dapat membuat keputusan investasi yang lebih matang sebelum membeli saham melalui aplikasi online. Terdapat beberapa faktor yang biasanya menjadi pertimbangan investor dalam membeli saham, seperti jumlah aset atau kekayaan bersih perusahaan, jumlah utang, dan jumlah pendapatan yang diperoleh dari tahun ke tahun. Dalam menghitung valuasi perusahaan, kombinasikan pengetahuan ini agar mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif tentang emiten yang dituju. Melalui valuasi saham yang tepat, investor dapat memperoleh panduan yang lebih jelas dalam membeli saham dengan harga yang terjangkau dan menghindari saham dengan valuasi yang mahal. Cara Menghitung Harga Wajar Saham dengan Rasio Keuangan Berikut 4 cara untuk menghitung harga wajar saham yang mudah bagi investor pemula. Earnings Per Share EPS adalah rasio keuangan yang mengukur pendapatan bersih perusahaan dalam setahun setelah dikurangi dividen untuk saham preferen, kemudian dibagi dengan jumlah saham yang beredar. EPS juga dapat diartikan sebagai jumlah laba yang dihasilkan oleh perusahaan untuk setiap lembar saham yang dimiliki oleh pemegang saham. Dengan kata lain, EPS adalah rasio untuk mengetahui berapa jumlah laba bersih yang didapat dari setiap lembar saham yang beredar. Jadi semakin tinggi pendapatan perusahaan, maka nilai EPS nya akan semakin besar. Dari perhitungan EPS kita bisa mengetahui bagaimana prospek pendapatan perusahaan dari tahun ke tahun. Sebagai contoh, mari kita ambil kasus Perusahaan A yang memiliki nilai EPS sebesar Rp. 850 per saham. Hal ini berarti bahwa setiap lembar saham Perusahaan A menghasilkan laba sebesar Rp. 850. Lalu bagaimana cara menghitung Earnings Per Share untuk menentukan apakah sebuah saham mahal atau murah? Earning Per Share EPS = Laba bersih – Dividen preferen / Jumlah saham yang beredar pada akhir periode Price to Book Value PBV PBV atau Price to Book Value adalah rasio harga saham terhadap nilai buku nilai aset dalam pembukuan perusahaan. Nilai buku diperoleh dari Aktiva – Kewajiban. Misalnya perusahaan A memiliki total aset / aktiva senilai kemudian total kewajiban sebesar jadi sisa kekayaan perusahaan adalah Jika suatu saat perusahaan A dijual, maka sisa kekayaan tersebut yang akan dibagikan kepada seluruh pemegang saham. Melalui PBV kita bisa melihat apakah harga saham suatu emiten tersebut sesuai dengan jumlah nilai aset yang dimiliki perusahaan saat ini. Sehingga perhitungan PBV termasuk salah satu rasio keuangan yang biasa digunakan para investor untuk menghitung harga wajar saham dan sebagai pertimbangan dalam memilih suatu saham. Umumnya hasil perhitungan yang menunjukkan bahwa suatu emiten memiliki nilai PBV lebih dari 1, maka harga suatu saham dinyatakan mahal atau overvalued. Sebaliknya, jika nilai PBV kurang dari 1, maka harga saham termasuk murah atau undervalued. Misalnya diketahui nilai PBV sebesar 2x, artinya harga saham sudah mencapai 2 kali lipat dibandingkan nilai aset atau kekayaan bersih perusahaan. Lalu bagaimana cara menghitung PBV? Simak penjelasan rumus dan contoh PBV berikut ini. Price to book Value PBV = Harga Saham / Nilai Buku perlembar saham Contoh Bank BRI memiliki harga saham dan nilai buku per lembar saham maka nilai PBVnya adalah / = Bagi para investor, terutama bagi investor pemula yang ingin menilai harga wajar saham menggunakan Price-to-Book Value PBV, disarankan untuk memperhatikan nilai PBV pada industri yang sejenis. Jika nilai PBV pada industri tersebut tidak berbeda jauh, maka harga saham tersebut masih dapat dikatakan wajar. Hal ini dikarenakan setiap jenis industri memiliki nilai wajar PBV yang berbeda-beda. Sebagai contoh, industri keuangan dan pembiayaan biasanya memiliki nilai PBV yang lebih dari 1. Hal ini disebabkan karena aset atau kekayaan pada industri perbankan umumnya bukan dalam bentuk aset tetap, melainkan berupa aset finansial seperti investasi, pembiayaan kredit, dan tagihan. Sebagai contoh, PBV bank BCA mencapai hampir 5 kali lipat, namun saham BCA masih tetap diminati oleh para investor karena optimis dengan kinerja industri perbankan yang dijalankan oleh BCA. Oleh karena itu, nilai PBV yang tinggi pada industri ini tidak selalu dianggap overvalued dan berpotensi merugikan. Price to Earnings Ratio PER Alternatif cara menghitung berapa harga wajar sebuah saham dapat menggunakan Price to Earnings Ratio PER. Analisis teknikal PER juga direkomendasikan untuk para investor pemula untuk melihat suatu saham apakah layak dibeli atau tidak. Apa itu PER? PER adalah rasio untuk menilai emiten berdasarkan harga saham terhadap laba bersihnya atau Earning Per Share EPS. Seperti pada perhitungan PBV, untuk mencari harga wajar saham menggunakan PER sebaiknya dengan membandingkan PER dengan industri yang sejenis. Jika diketahui nilai PER perusahaan tidak jauh berbeda dengan perusahaan sejenis, maka harga saham bisa dianggap wajar. Rumus PER adalah Price To Earnings Ratio PER = Harga Saham / Laba Per Saham EPS Jika PER suatu perusahaan lebih besar dari rata-rata perusahaan sejenis, maka harga saham dianggap mahal. Sebaliknya, semakin kecil nilai PER suatu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan sejenis, maka harga saham dianggap murah. Perhitungan PER dapat memberikan gambaran bahwa harga saham Rp. 3000 kadang-kadang bisa lebih murah dibandingkan dengan harga saham Rp. 400. Hal ini dikarenakan harga saham Rp. 3000 mungkin memiliki nilai PER sebesar 10x, sedangkan harga saham Rp. 400 memiliki PER sebesar 17x. Namun saat ini, untuk memeriksa kewajaran harga saham, telah tersedia berbagai aplikasi dan situs web yang menyediakan laporan saham lengkap dengan analisis fundamental secara otomatis, seperti yang telah dijelaskan di atas. Hal ini memudahkan investor, terutama bagi investor pemula, untuk melakukan penilaian saham secara lebih akurat dan efisien. Return On Equity ROE Valuasi ROE berfungsi untuk mengukur kemampuan pada suatu perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi yang disetorkan oleh pemilik saham. Jadi semakin besar nilai ROE maka menunjukkan bahwa perusahaan bisa mengelola modal dengan baik dan menghasilkan laba yang besar. Rumus ROE adalah Return On Equity ROE = Laba Bersih Setelah Pajak / Total Ekuitas Contohnya Perusahaan A memiliki modal dari pemegang saham biasa sebesar Rp. dan bisa menghasilkan laba bersih sebesar Maka ROE nya adalah Rp. / Rp. = atau 60% ROE. Maka rasio pengembalian modal dari Perusahaan A adalah sebesar 60%.

Haltersebut wajar saja karena setiap investor tentu memiliki pendangan tersendiri mengenai besarnya suku bunga di masa depan. Saat ini, NAB RDPT dihitung berdasarkan harga terjadi di market (marked to market). Karena itu, berdasarkan pembahasan kita di atas, sudah jelas bahwa return RDPT tidak "tetap" dan sangat mungkin berfluktuasi tergantung

Bagaimana Menilai Harga Wajar Dari Sebuah Reksadana – Bagaimana Menilai Harga Wajar Dari Sebuah Reksadana? Membeli reksadana adalah salah satu cara yang paling populer untuk berinvestasi. Namun, sebelum melakukannya, Anda harus memastikan bahwa Anda menilai harga wajar dari reksadana tersebut. Ini adalah proses yang sangat penting karena Anda harus menghindari membeli reksadana yang terlalu mahal atau terlalu murah. Pertama-tama, Anda harus memeriksa portofolio reksadana. Biasanya, portofolio ini terdiri dari saham, obligasi, dan instrumen investasi lainnya. Anda harus memeriksa nilai buku dari setiap instrumen investasi ini untuk mengetahui nilai wajarnya. Anda juga harus memeriksa instrumen investasi tersebut untuk melihat seberapa kuatnya nilai mereka. Kedua, Anda harus mengevaluasi sejarah keuangan reksadana. Ini akan menunjukkan berapa lama reksadana telah beroperasi, bagaimana kinerja mereka selama ini, dan berapa banyak uang yang telah diinvestasikan dalam reksadana. Jika reksadana telah beroperasi selama bertahun-tahun dan memiliki kinerja yang konsisten, maka itu bisa menjadi pertanda bahwa harga reksadana tersebut layak. Ketiga, Anda harus melihat komposisi kepemilikan reksadana. Ini akan membantu Anda menentukan apakah ada kepentingan khusus dalam reksadana tersebut. Misalnya, jika ada pemegang saham utama yang memiliki sejumlah besar kepemilikan, maka Anda harus berhati-hati karena mereka mungkin memiliki tujuan yang berbeda dengan Anda. Keempat, Anda harus melihat biaya yang terkait dengan reksadana. Biaya ini termasuk biaya pembelian, biaya pengelolaan, dan biaya penjualan. Anda harus memastikan bahwa biaya-biaya ini sesuai dengan harga yang Anda bayar dan tidak terlalu tinggi. Kelima, Anda harus mempertimbangkan kinerja reksadana. Anda harus memeriksa laporan performa reksadana untuk melihat seberapa baik kinerja mereka dalam jangka panjang. Jika reksadana telah menghasilkan hasil yang konsisten, maka itu menunjukkan bahwa harga yang ditawarkan layak. Keenam, Anda harus memeriksa track record pengelolaan reksadana. Ini akan memberi Anda gambaran tentang seberapa baik pengelola reksadana mengelola portofolio mereka dan berapa banyak risiko yang diambil mereka. Ketujuh, Anda harus melakukan penelitian tentang reksadana tersebut. Anda harus mencari informasi tentang reksadana tersebut dan melihat apakah ada orang yang telah berinvestasi di reksadana tersebut. Ini akan membantu Anda mengevaluasi harga wajar reksadana tersebut. Nilai wajar reksadana dapat berbeda-beda tergantung pada situasi pasar saat ini. Ini mengapa Anda harus memastikan bahwa Anda memiliki informasi terbaru tentang kinerja reksadana, biaya, dan komposisi kepemilikan. Setelah itu, Anda harus membandingkan nilai wajar reksadana tersebut dengan harga pasar saat ini. Jika reksadana tersebut layak, maka Anda dapat berinvestasi dengan nyaman. Daftar Isi 1 Penjelasan Lengkap Bagaimana Menilai Harga Wajar Dari Sebuah 1. Memeriksa portofolio reksadana untuk mengetahui nilai 2. Mengevaluasi sejarah keuangan reksadana untuk melihat berapa lama reksadana telah 3. Melihat komposisi kepemilikan reksadana untuk menentukan apakah ada kepentingan 4. Memeriksa biaya yang terkait dengan reksadana, termasuk biaya pembelian, biaya pengelolaan, dan biaya 5. Mengevaluasi kinerja reksadana berdasarkan laporan performa 6. Memeriksa track record pengelolaan reksadana untuk mengetahui seberapa baik kinerja 7. Melakukan penelitian tentang reksadana untuk mengevaluasi harga wajar reksadana 8. Membandingkan nilai wajar reksadana dengan harga pasar saat ini. Penjelasan Lengkap Bagaimana Menilai Harga Wajar Dari Sebuah Reksadana 1. Memeriksa portofolio reksadana untuk mengetahui nilai wajarnya. Harga wajar adalah nilai sebenarnya dari sebuah aset atau efek. Ini mencerminkan nilai intrinsik dari aset atau efek, yang berarti nilai yang mendasari efek daripada nilai pasar. Saat menilai harga wajar dari reksadana, penting untuk memahami bagaimana nilai wajar ditentukan. Memeriksa portofolio reksadana merupakan salah satu cara paling umum untuk menilai harga wajar dari reksadana. Portofolio adalah kumpulan aset yang dimiliki oleh reksadana. Ini bisa berupa saham, obligasi, komoditas, mata uang, atau aset lainnya. Dengan memeriksa portofolio, investor dapat melihat aset yang dimiliki oleh reksadana dan menilai nilai intrinsiknya. Secara umum, nilai intrinsik dari portofolio reksadana ditentukan dengan menghitung nilai sebenarnya dari setiap aset yang dimiliki oleh reksadana. Ini bisa berupa nilai buku dari saham, nilai intrinsik dari obligasi, atau nilai pasar dari komoditas atau mata uang. Jika portofolio reksadana dimiliki oleh investor, investor harus menghitung nilai wajar portofolio secara independen untuk mengetahui harga wajar reksadana. Selain itu, investor juga dapat membandingkan harga reksadana dengan harga saham atau obligasi yang dimiliki oleh reksadana. Pada dasarnya, ini merupakan analisa perbandingan di mana investor menentukan apakah harga reksadana berada di atas atau di bawah nilai pasar saham atau obligasi yang dimiliki oleh reksadana. Ini adalah cara lain untuk menilai nilai wajar dari reksadana dan memastikan bahwa reksadana memang memberikan nilai yang sebanding dengan investasi yang telah ditanamkan. Kesimpulannya, menilai harga wajar dari reksadana adalah proses penting yang harus dilakukan oleh investor sebelum memutuskan untuk berinvestasi dalam reksadana. Memeriksa portofolio reksadana adalah salah satu cara paling efektif untuk menilai nilai wajar reksadana. Investor juga dapat membandingkan harga reksadana dengan harga saham atau obligasi yang dimiliki oleh reksadana untuk memastikan bahwa harga reksadana sebanding dengan nilai pasar dari aset yang dimilikinya. 2. Mengevaluasi sejarah keuangan reksadana untuk melihat berapa lama reksadana telah beroperasi. Mengevaluasi sejarah keuangan reksadana adalah salah satu cara untuk menilai harga wajar dari sebuah reksadana. Ini memungkinkan investor untuk melihat berapa lama reksadana telah beroperasi. Hal ini penting karena memungkinkan investor untuk membuat keputusan yang tepat tentang apakah reksadana ini merupakan investasi yang aman atau tidak. Sejarah keuangan reksadana dapat memberikan investor informasi tentang kinerja investasi sebelumnya. Hal ini penting karena investor dapat membuat keputusan yang lebih informatif tentang apakah investasi tersebut layak untuk diinvestasikan atau tidak. Sejarah keuangan yang baik dapat menunjukkan bahwa reksadana telah melakukan investasi yang sukses dan konsisten. Ini bisa menjadi indikator bahwa reksadana tersebut dapat menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi daripada reksadana lain yang tidak memiliki sejarah keuangan yang baik. Selain itu, dengan mengevaluasi sejarah keuangan reksadana, investor juga dapat membuat keputusan berdasarkan lama reksadana telah beroperasi. Reksadana yang telah beroperasi lebih lama dapat memberikan tingkat kepastian yang lebih tinggi bahwa reksadana tersebut akan memiliki kinerja yang lebih stabil dalam jangka panjang. Reksadana yang baru beroperasi mungkin memberikan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan lebih tinggi dalam jangka pendek, tetapi juga memiliki risiko yang lebih tinggi. Ketika mengevaluasi sejarah keuangan reksadana, investor juga harus mempertimbangkan berbagai faktor lain yang dapat mempengaruhi harga reksadana. Ini termasuk kondisi pasar, tingkat suku bunga, inflasi, dan banyak faktor lainnya. Ini penting karena setiap faktor ini dapat mempengaruhi bagaimana reksadana akan berkinerja di masa depan. Dengan mempertimbangkan semua faktor ini, investor dapat membuat keputusan yang lebih informatif tentang apakah reksadana tersebut layak untuk diinvestasikan atau tidak. Kesimpulannya, mengevaluasi sejarah keuangan reksadana adalah langkah penting bagi investor untuk melihat berapa lama reksadana telah beroperasi. Hal ini penting karena memungkinkan investor untuk membuat keputusan yang lebih informatif tentang apakah reksadana tersebut layak untuk diinvestasikan atau tidak. Selain itu, investor juga harus mempertimbangkan berbagai faktor lain yang dapat mempengaruhi harga reksadana untuk membuat keputusan yang tepat tentang harga wajarnya. 3. Melihat komposisi kepemilikan reksadana untuk menentukan apakah ada kepentingan khusus. Komposisi kepemilikan reksadana adalah salah satu cara untuk menentukan apakah ada kepentingan khusus yang terkait dengan harga wajar sebuah reksadana. Kepentingan khusus adalah suatu struktur yang memungkinkan perusahaan atau individu untuk memperoleh keuntungan dari investasi mereka di reksadana tertentu. Ini dapat berupa komisi, dividen, atau pengembalian modal. Untuk menilai apakah ada kepentingan khusus, investor harus memeriksa komposisi kepemilikan reksadana. Komposisi kepemilikan reksadana menunjukkan siapa yang memiliki saham di dalamnya. Ini termasuk individu, perusahaan, lembaga keuangan, dan investor institusional. Setiap pemilik dapat menikmati keuntungan yang berbeda tergantung pada struktur kepemilikannya. Untuk menilai apakah ada kepentingan khusus, investor harus memeriksa perbandingan antara saham yang dimiliki oleh pemilik institusional dan saham yang dimiliki oleh investor individu. Jika sebagian besar saham dalam reksadana dimiliki oleh investor institusional, maka ada kemungkinan bahwa investor institusional tersebut dapat mempengaruhi harga wajar reksadana. Selain itu, investor harus memeriksa jumlah saham yang dimiliki oleh perusahaan atau individu tertentu, jika ada. Jika sebagian besar saham dalam reksadana dimiliki oleh satu perusahaan atau individu, ada kemungkinan bahwa perusahaan atau individu tersebut dapat mempengaruhi harga wajar reksadana. Komposisi kepemilikan reksadana juga dapat menunjukkan tingkat konsentrasi yang tinggi. Tingkat konsentrasi yang tinggi dapat berarti bahwa harga wajar reksadana dipengaruhi oleh investor institusional atau investor individu. Hal ini dapat mempengaruhi harga wajar reksadana secara negatif atau positif. Dengan menilai komposisi kepemilikan reksadana, investor dapat menentukan apakah ada kepentingan khusus yang terkait dengan harga wajar reksadana. Jika ada, investor harus mempertimbangkan faktor-faktor tersebut ketika menilai harga wajar dari sebuah reksadana. Dengan mengetahui komposisi kepemilikan reksadana, investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih bijaksana. 4. Memeriksa biaya yang terkait dengan reksadana, termasuk biaya pembelian, biaya pengelolaan, dan biaya penjualan. Pemeriksaan biaya yang terkait dengan reksadana, termasuk biaya pembelian, biaya pengelolaan, dan biaya penjualan, merupakan bagian penting dari penilaian harga wajar dari sebuah reksadana. Biaya ini dapat mengurangi keuntungan atau meningkatkan kerugian yang Anda alami dan memiliki dampak signifikan pada hasil akhir investasi Anda. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui berapa biaya yang terkait dengan reksadana yang Anda ingin beli. Biaya pembelian adalah biaya yang dibayar investor saat membeli reksadana, dan dapat termasuk biaya yang dibebankan oleh pialang atau perusahaan reksadana. Biaya pembelian tergantung pada jenis reksadana yang Anda beli, dan dapat berupa biaya langsung seperti biaya pembelian atau biaya transaksi, atau biaya tidak langsung seperti komisi atau biaya penjualan efek. Biaya pengelolaan adalah biaya yang dibayar oleh investor secara berkala untuk membayar biaya pengelolaan investasi reksadana. Ini termasuk biaya administrasi, biaya penyimpanan, biaya audit, dan biaya lainnya. Biaya pengelolaan ini dapat bervariasi tergantung pada jenis reksadana yang Anda beli. Biaya penjualan adalah biaya yang dibayar investor saat menjual reksadana. Biaya ini dikenal sebagai biaya pembatalan back-end load atau biaya akhir exit fee. Biaya ini dapat sangat beragam, tergantung pada jenis reksadana yang Anda beli. Dengan memeriksa biaya yang terkait dengan reksadana, Anda dapat lebih memahami dampak biaya tersebut pada investasi Anda dan kemungkinan hasil investasi Anda. Ini membantu Anda menilai harga wajar dari sebuah reksadana dan membuat keputusan investasi yang lebih baik. Anda juga dapat membandingkan biaya dari berbagai reksadana untuk memilih yang paling menguntungkan. Dengan mengetahui biaya yang terkait dengan reksadana, Anda dapat meminimalkan biaya dan memaksimalkan hasil akhir investasi Anda. 5. Mengevaluasi kinerja reksadana berdasarkan laporan performa mereka. Mengevaluasi kinerja reksadana berdasarkan laporan performa mereka adalah salah satu cara untuk menilai harga wajar dari sebuah reksadana. Laporan performa ini akan menyajikan informasi tentang berbagai aspek dari reksadana, termasuk tingkat pengembalian, biaya, risiko, dan kinerja di masa lalu. Ini bisa sangat bermanfaat bagi investor untuk membuat keputusan yang tepat saat membeli atau menjual reksadana. Satu hal yang perlu diperhatikan ketika mengevaluasi laporan performa reksadana adalah tingkat pengembalian yang dihasilkan. Ini adalah jumlah uang yang dihasilkan oleh reksadana dalam jangka waktu tertentu. Tingkat pengembalian akan mencerminkan berapa banyak uang yang dihasilkan oleh reksadana di masa lalu dan berapa banyak keuntungan yang dapat diharapkan investor. Biaya merupakan faktor lain yang perlu dipertimbangkan saat mengevaluasi laporan performa reksadana. Reksadana akan mengenakan biaya untuk mengelola dan mengoperasikan portofolio mereka. Beberapa biaya yang dikenakan oleh reksadana termasuk biaya manajemen, biaya transaksi, dan biaya lainnya. Semakin rendah biaya yang dikenakan oleh reksadana, semakin baik hasil yang diharapkan investor. Risiko juga merupakan faktor penting yang perlu dipertimbangkan saat mengevaluasi laporan performa reksadana. Ini adalah kemungkinan bahwa portofolio reksadana akan mengalami kerugian atau tidak menghasilkan pengembalian yang diharapkan. Ini bisa berasal dari berbagai faktor, seperti fluktuasi pasar, pengelolaan portofolio yang buruk, atau faktor eksternal lainnya. Semakin tinggi risiko yang terlibat, semakin tinggi pengembalian yang dapat diharapkan investor. Kinerja masa lalu juga merupakan faktor penting yang perlu dipertimbangkan saat mengevaluasi laporan performa reksadana. Ini akan menentukan seberapa baik reksadana tersebut dalam menghasilkan pengembalian di masa lalu dan dapat memberikan informasi tentang bagaimana reksadana akan bertindak di masa depan. Dengan mengevaluasi laporan performa reksadana, investor dapat membuat keputusan yang tepat saat membeli atau menjual reksadana. Hal ini akan membantu investor untuk membuat keputusan yang tepat dan mendapatkan harga wajar untuk reksadana yang mereka beli. 6. Memeriksa track record pengelolaan reksadana untuk mengetahui seberapa baik kinerja mereka. Memeriksa track record pengelolaan reksadana adalah salah satu cara untuk menilai harga wajar dari sebuah reksadana. Track record adalah sejarah atau riwayat dari sebuah reksadana. Track record akan menunjukkan bagaimana reksadana telah melakukan selama beberapa tahun atau bahkan dekade. Sejarah ini akan memberi Anda gambaran tentang bagaimana reksadana telah berkinerja di masa lalu. Ini juga akan memberi Anda petunjuk tentang bagaimana reksadana mungkin berkinerja di masa depan. Cara terbaik untuk memeriksa track record pengelolaan reksadana adalah dengan memeriksa laporan keuangan. Laporan keuangan dari setiap reksadana akan memberi Anda informasi tentang bagaimana reksadana telah berkinerja selama beberapa tahun terakhir. Anda dapat menilai tingkat return yang telah dicapai, tingkat risiko yang diambil, dan diversifikasi portofolio yang telah dijalankan. Laporan keuangan juga akan memberi Anda informasi tentang biaya yang dikenakan oleh reksadana, seperti biaya pengelolaan, biaya transaksi, dan biaya lainnya. Anda juga dapat memeriksa track record pengelolaan reksadana dengan melihat rata-rata return yang telah dicapai oleh reksadana. Rata-rata return dari reksadana akan memberi Anda gambaran tentang bagaimana reksadana telah berkinerja selama beberapa tahun terakhir. Ini juga akan memberi Anda gambaran tentang bagaimana reksadana mungkin berkinerja di masa depan. Ketika Anda membandingkan rata-rata return dari reksadana dengan rata-rata return dari pasar saham, Anda akan dapat menilai seberapa baik kinerja reksadana. Anda juga dapat memeriksa track record pengelolaan reksadana dengan melihat tingkat risiko yang diambil oleh reksadana. Tingkat risiko adalah seberapa tinggi tingkat risiko yang diambil oleh reksadana dalam melakukan investasi. Tingkat risiko yang tinggi berarti reksadana berada pada tingkat risiko yang lebih tinggi dan berpotensi menghasilkan return yang lebih tinggi. Tingkat risiko yang rendah berarti reksadana berada pada tingkat risiko yang lebih rendah dan berpotensi menghasilkan return yang lebih rendah. Melihat tingkat risiko yang diambil oleh reksadana dapat memberi Anda informasi tentang seberapa baik kinerja reksadana. Ketika Anda memeriksa track record pengelolaan reksadana, penting untuk memastikan bahwa Anda membandingkan kinerja reksadana dengan kinerja dari pasar saham secara keseluruhan. Dengan melakukan ini, Anda akan dapat menilai seberapa baik kinerja reksadana. Jika kinerja reksadana lebih baik dari kinerja pasar saham, maka reksadana tersebut mungkin menjadi pilihan yang baik. Namun, jika kinerja reksadana lebih buruk daripada kinerja pasar saham, maka reksadana tersebut mungkin tidak menjadi pilihan yang baik. Memeriksa track record pengelolaan reksadana adalah salah satu cara yang paling efektif untuk menilai harga wajar dari sebuah reksadana. Dengan memeriksa laporan keuangan, rata-rata return, dan tingkat risiko yang diambil oleh reksadana, Anda akan dapat menilai seberapa baik kinerja reksadana. Anda juga harus membandingkan kinerja reksadana dengan kinerja pasar saham secara keseluruhan untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang kinerja reksadana. Dengan memeriksa track record pengelolaan reksadana, Anda dapat membuat keputusan yang lebih baik tentang apakah reksadana tersebut merupakan pilihan yang baik untuk investasi Anda. 7. Melakukan penelitian tentang reksadana untuk mengevaluasi harga wajar reksadana tersebut. Ketika Anda berusaha untuk mengevaluasi harga wajar dari sebuah reksadana, Anda harus melakukan penelitian tentang reksadana tersebut. Ini adalah hal yang sangat penting, karena akan membantu Anda menentukan apakah reksadana tersebut akan menjadi investasi yang tepat untuk Anda. Penelitian tentang reksadana dapat membantu investor menentukan bagaimana reksadana tersebut akan berfungsi dalam portofolio mereka. Penelitian ini dapat meliputi meninjau informasi yang tersedia dari perusahaan reksadana, termasuk biaya, kinerja masa lalu, jenis keamanan yang ditawarkan, dan kinerja dana. Anda juga dapat meninjau berbagai artikel dan informasi yang tersedia secara online tentang reksadana. Ini akan membantu Anda memahami kinerja dana dan bagaimana dana tersebut telah melakukan di masa lalu. Ini akan membantu Anda menentukan apakah reksadana akan cocok untuk Anda. Selain itu, Anda juga dapat meninjau laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan reksadana. Laporan ini mencakup informasi tentang biaya yang dikenakan oleh perusahaan reksadana, rasio pengembalian, dan banyak lagi. Laporan ini dapat memberi Anda wawasan tentang berapa banyak yang dapat diharapkan dari investasi Anda. Penelitian tentang reksadana juga dapat membantu Anda memahami risiko yang terkait dengan reksadana. Anda dapat menemukan informasi tentang jenis keamanan yang dimiliki oleh reksadana, apakah ada biaya yang terkait dengan investasi, dan bagaimana risiko yang terkait dengan reksadana dapat mempengaruhi portofolio Anda. Informasi ini kemudian dapat digunakan untuk membantu Anda menentukan apakah harga reksadana tersebut adalah harga wajar. Anda dapat membandingkan harga reksadana dengan harga keamanan lainnya yang ditawarkan oleh reksadana, membandingkan biaya yang terkait dengan reksadana, dan menilai berapa banyak risk-reward yang terkait dengan reksadana tersebut. Setelah Anda memiliki informasi yang diperlukan untuk mengevaluasi harga wajar reksadana, Anda dapat membuat keputusan yang tepat tentang apakah membeli reksadana tersebut akan menjadi investasi yang tepat bagi Anda. Dengan melakukan penelitian tentang reksadana, Anda dapat memastikan bahwa Anda membuat keputusan yang tepat tentang investasi Anda. 8. Membandingkan nilai wajar reksadana dengan harga pasar saat ini. Membandingkan nilai wajar reksadana dengan harga pasar saat ini adalah cara yang paling efektif untuk menilai harga wajar sebuah reksadana. Nilai wajar reksadan adalah nilai yang diprediksi oleh para ahli dari pengelolaan investasi, yang disebut nilai intrinsik. Nilai intrinsik ini didasarkan pada analisis fundamental, teknikal, dan lainnya, yang memungkinkan para ahli memprediksi nilai reksadana di masa depan. Untuk membandingkan nilai wajar reksadana dengan harga pasar saat ini, investor harus memperhatikan beberapa faktor. Pertama, investor harus memastikan bahwa harga pasar saat ini adalah harga pasar yang akurat dan dapat dipercaya. Harga pasar saat ini dapat diperoleh melalui berbagai sumber, termasuk situs web, media sosial, dan media cetak. Kedua, investor harus memastikan bahwa nilai wajar reksadana yang diprediksi oleh para ahli tidak terlalu jauh dari harga pasar saat ini. Biasanya, investor akan membandingkan hasil prediksi para ahli dengan harga pasar saat ini. Jika perbedaan antara nilai wajar dan harga pasar saat ini terlalu besar, investor harus mengambil tindakan untuk mengurangi risiko investasi. Ketiga, investor harus mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai wajar reksadana, seperti tingkat inflasi, tingkat suku bunga, dan kondisi ekonomi. Investor juga harus mempertimbangkan kinerja reksadana sebelumnya dan kinerja reksadana yang diharapkan di masa depan. Investor juga harus mempertimbangkan faktor-faktor lain, seperti risiko investasi, biaya investasi, dan tingkat likuiditas. Setelah mengumpulkan semua informasi di atas, investor dapat menilai harga wajar sebuah reksadana dengan membandingkan nilai wajar reksadana dengan harga pasar saat ini. Jika nilai wajar reksadana lebih tinggi daripada harga pasar saat ini, investor dapat mempertimbangkan untuk membeli reksadana tersebut. Namun, jika nilai wajar reksadana lebih rendah daripada harga pasar saat ini, investor harus menghindari membeli reksadana tersebut. Dengan cara ini, investor dapat menilai harga wajar sebuah reksadana dengan tepat dan meminimalkan risiko investasi. Bursaefek Indonesia, sebagai otoritas yang mengelola IHSG saat ini mengumumkan IHSG setiap hari, tepatnya setelah penutupan perdagangan. BEI seharusnya menggunakan semua harga saham perusahaan yang tercatat di bursa sebagai komponen penghitungan indeks. namun, agar IHSG dapat menggambarkan pasar yang wajar, BEI dapat dan mempunyai wewenang untuk sewaktu-waktu mengeluarkan atau tidak Reksadana adalah salah satu instrumen investasi favorit milenial selain saham. Bukan saja karena menguntungkan, tetapi juga termasuk investasi minim risiko, mudah dicairkan, dan aman karena dikelola oleh ahlinya, yakni manajer investasi. Reksadana adalah suatu instrumen investasi, di mana pengelolaan dananya dipercayakan pada Manajer Investasi MI yang sudah mendapat izin dari Otoritas Jasa Keuangan OJK. Investasi ini sangat cocok buat kamu yang super sibuk. Tidak dapat memantau investasi setiap saat atau setiap waktu sehingga tetap memberi imbal hasil maksimal. Lalu siapa manajer investasi? Adalah orang yang bertanggung jawab mengelola portofolio reksadana. Dia harus mengantongi izin sebagai Wakil Manajer Investasi WMI. Dan dalam menjalankan kegiatan usahanya, manajer investasi pun wajib memiliki izin usaha dari OJK. Kali ini tidak akan membahas manajer investasi maupun reksadana secara umum. Namun lebih spesifik mengulas perhitungan reksadana dan keuntungannya agar mudah dipahami calon investor ataupun investor pemula. Baca Juga Apa Itu Reksadana? Ini Yang Perlu Diketahui Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya! Mulai Berinvestasi Sekarang! Cara Menghitung Keuntungan Reksadana Ilustrasi menghitung keuntungan reksadana Return atau keuntungan reksadana beragam, tergantung jenis reksadana dan profil risikonya. Berikut perkiraan imbal hasil investasi reksadana Reksadana Saham Reksadana Campuran Reksadana Pendapatan Tetap Reksadana Pasar Uang Tingkat Risiko Tinggi Sedang/Menengah Rendah dan Sedang Rendah Return per Tahun 15 – 20% 10 – 12% 7 – 9% 4,5 – 5,5% Sebelum masuk pada perhitungan keuntungan reksadana, kamu perlu tahu tentang istilah NAB dan NAB UP pada reksadana. NAB singkatan dari Nilai Akiva Bersih. NAB adalah jumlah total dana kelolaan Manajer Investasi atas produk reksadana. NAB dihitung dari total harga pasar atas aset saham, surat utang/obligasi, dan deposito dalam portofolio suatu reksadana, ditambah biaya pencadangan bunga dari aset, kemudian dikurangi biaya operasional reksadana biaya pengelolaan, biaya kustodi, pajak, dan lainnya. Jadi, NAB adalah nilai yang sudah bersih, tidak lagi kena pajak. Selain itu, ada juga istilah Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan NAB/UP. NAB UP adalah harga yang harus dibayar investor untuk satu unit penyertaan reksadana. Asal kamu tahu, investor reksadana disebut sebagai pemegang unit penyertaan. Beberapa contoh menghitung kepemilikan reksadana dan keuntungan reksadana Contoh 1 Andi investasi dana sebesar Rp pada reksadana pendapatan tetap Z dengan NAB/UP sebesar Rp Jumlah unit penyertaan yang didapat Andi = Rp Rp = 429,74 unit. Contoh 2 Setelah 1 tahun, ternyata NAB/UP reksadana pendapatan tetap Z naik menjadi Rp Andi bermaksud menjual seluruh unit penyertaan tersebut. Berarti, reksadana pendapatann Z naik sebesar 53,46% dalam kurun waktu setahun Rp x 429,74 unit = Rp Keuntungan Andi = Rp – Rp = Rp Contoh 3 Sebaliknya, jika setelah 1 tahun, NAB/UP reksadana pendapatan tetap Z turun menjadi Rp Berarti terjadi penurunan sebesar 16,35% pada reksadana tersebut. Rp x 429,74 = Rp Kerugian Andi = Rp – Rp = Rp Baca Juga Mau Mulai Investasi, Pilih Reksadana, Deposito, atau Sukuk Ritel? Cara Menghitung Reksadana di Kalkulator Investasi Ilustrasi menghitung keuntungan reksadana Menghitung investasi reksadana juga dapat menggunakan kalkulator investasi. Kalkulator investasi umumnya disediakan perusahaan sekuritas atau agen penjual reksadana di aplikasi online. Tentunya dalam pemakaiannya, terlebih dahulu kamu harus menentukan target atau tujuan investasi, serta return yang diharapkan dari reksadana. Contoh Kamu ingin menghasilkan uang Rp 100 juta di usia 25 tahun. Saat ini usiamu 20 tahun. Investasi dana di reksadana saham dengan keuntungan yang diharapkan 16% per tahun. Dengan kalkulator investasi Bareksa misalnya Tujuan investasi = punya uang Rp 100 juta Target atau jangka waktu investasi = 5 tahun 60 bulan Return yang diharapkan = 16% per tahun Maka, perkiraan dana investasi yang harus dialokasikan = Rp per bulan. Atau Kamu punya gaji bulanan Rp Alokasi bujet investasi 10% dari gaji atau sebesar Rp setiap bulan. Investasi selama 4 tahun 48 bulan di reksadana campuran dengan keuntungan sekitar 10% per tahun. Maka, perkiraan hasil investasinya sekitar Rp Baca Juga 6 Manajer Investasi Reksadana Terbaik Beserta Produknya Contoh lainnya Kamu investasi dana sebesar Rp per bulan di reksadana pendapatan tetap BNI-AM Dana Pendapatan Tetap Syariah. Dengan tambahan investasi setiap tahun Rp Jangka waktu investasi 1 Agustus 2017-1 Agustus 2020. Total investasi = Rp Total investasi + Return 14,84% 3 tahun = Rp Total keuntungan bersih = Rp – Rp = Rp Investasi Reksadana Modalnya Receh Investasi reksadana dapat dilakukan siapapun tanpa pandang bulu. Sebab, modalnya sangat terjangkau mulai dari Rp 100 ribu saja. Apalagi investasi reksadana online, seperti di marketplace atau e-commerce, receh banget. Hanya dengan uang Rp 10 ribu, sudah bisa membeli reksadana. Jadi, tak ada alasan lagi menunda investasi. Investasi sekarang dan nikmati hasilnya di masa depan, atau tidak sama sekali dan kamu akan miskin selamanya. Baca Juga Prospek Investasi Reksadana Saham di Semester 2 2021, Kinclong atau Suram? Reksadana ReturnInvestasi MenghitungKeuntunganReksadana InvestasiReksadana KeuntunganReksadana Apakah Anda mencari informasi lain? .
  • 22kbrwzag4.pages.dev/770
  • 22kbrwzag4.pages.dev/220
  • 22kbrwzag4.pages.dev/464
  • 22kbrwzag4.pages.dev/40
  • 22kbrwzag4.pages.dev/993
  • 22kbrwzag4.pages.dev/479
  • 22kbrwzag4.pages.dev/637
  • 22kbrwzag4.pages.dev/173
  • 22kbrwzag4.pages.dev/894
  • 22kbrwzag4.pages.dev/42
  • 22kbrwzag4.pages.dev/215
  • 22kbrwzag4.pages.dev/475
  • 22kbrwzag4.pages.dev/580
  • 22kbrwzag4.pages.dev/76
  • 22kbrwzag4.pages.dev/729
  • bagaimana menilai harga wajar dari sebuah reksadana